Ayah, ibu, si bungsu kangen!
Tuesday 9 January 2007 - Filed under cerita bumijo
Hanya satu pintaku tuk memandang langit biru dalam dekap seorang ibu
Hanya satu pintaku tuk bercanda daln tertawa di pangkuan seorang ayah
Apabila ini hanya sebuah mimpi kuselalu berharap dan tak pernah terbangun
Hanya satu pintaku tuk memandang langit biru di pangkuan ayah dan ibu
(mocca-ost untuk rena)
–ayah, ibu, si bungsu kangen!–
2007-01-09 » Femi Adi
12 January 2007 @ 2:12 am
aku juga lagi kangen sama mereka Fem, padahal kemaren siang kita kumpul sekeluarga loh! di ruangan serba ijo ha ha ha
15 January 2007 @ 3:09 am
Kangen. Aku pernah mengalaminya. Apalagi kangen pada sosok yang rahimnya pernah menjadi rumah bagiku selama sembilan bulan lebih dikit. Itulah ibu. Ibu, adalah sosok yang sangat aku sayangi sekaligus pernah menjengkelkan dalam hidupku. Pasalnya apa? Dulu, saat delapan tahun di asrama, ibuku tidak pernah mengirim surat. Hingga gundah gulana berjubel di dalam bilik hatiku. Mengapa dia tidak pernah berkirim surat? Pernah dalam sepotong perjumpaan, aku mengungkapkan kegundahan ini padanya. Aku berharap ibu bulan depan bisa berkirim surat. Entah mengabarkan buruh puyuh milik ayah yang senang bertelur, Si Rita teman sepermainanku yang baru saja menikah, matinya Gerard anjingku karena kena endrem (racun), dan sebagainya. Ibuku hanya manggut-manggut dan tersenyum. Namun, berbulan-bulan kemudian, ibu juga tidak pernah menulis surat. Jangankan satu kalimat, satu kata pun tidak pernah. Yah, itulah ibuku. Mungkin ada maksud lain yang belum aku mengerti dengan sikap ibu itu. Kalau ada kesempatan, aku akan menanyakannya. Sekarang ia ada di jauh sana. Aku di Jakarta dan ibu di Jogja.