sekarang, saya habiskan sendiri
Tuesday 4 September 2007 - Filed under friends from heaven + kubikel
sebenernya ada yang hilang.
jejak makan siang. obrolan renyah kala bola raksasa menggoda dengan teriknya yang menggigit kulit. memburu nasi goreng di ITC Permata Hijau. porsinya segaban, harganya seperempat gaban. atau, makan nasi padang di sebelah kantor. belepotan sambal dan kuah merah. terkesan garang, tetapi pedasnya tidak meruyak. atau, semangkuk soto betawi di pengkolan jalan. dulu, pertemanan ini begitu indah.
manipulasi makanan. matahari hampir habis. deadline juga sudah lewat. saatnya plesiran. mana lagi kalau bukan ke kedai makanan yang menyajikan menu-menu cihuy. siapa yang bayar? tidak satupun dari kami. gratis. modal kami hanya perut kosong dan rasa penasaran. selebihnya, rasa kenyang yang menumpuk usai semangkok mie atau steak itu habis. dulu, pertemanan ini begitu indah.
segelas kopi di starbucks. mengantar senja ke rumahnya, dua pasang kaki ini ongkang-ongkang di kursi kosong, sembari menikmati gundahnya para supir maupun pemilik kendaraan yang mengular di senayan. kami? menyeruput segelas kopi dingin di pelataran starbucks. horeee! telinga dan mulut saling bertukar cerita. dulu, pertemanan ini begitu indah.
sekarang, saya habiskan sendiri.
bertukar tutur. merangkai kata di kertas gagasan. membikin rencana hidup. memoles hari. meningkahi senja.
(tulisan ini untuk kamu, iya, kamu yang duduk di situ. teman, tolong bantu saya menyembuhkan luka ini. sore ini sepi tanpa kamu. pilihannya dua: melarut dalam sendiri, atau membungkus esok bersama-sama)
image courtesy: bloomberg
2007-09-04 » femi adi soempeno
5 September 2007 @ 6:11 am
waaahhh…jadi pengen juga, kalo perut lagi kosong kek skarang begini.
5 September 2007 @ 7:34 am
fem, ngopi karo aku wae
5 September 2007 @ 3:23 pm
happiness just a state of mine fem..
ini gw banget wakakakak..
people come and go..
but tough people stay
5 September 2007 @ 4:12 pm
wis to, have fun go mad wae..