tape saya kembali, tetapi rusak
Thursday 13 September 2007 - Filed under kubikel
rasanya ingin marah.
empat bulan silam saya meminjamkan tape recorder saya pada raymond, wartawan anyar di kantor saya. saya punya yang lebih keren, lebih canggih, lebih akomodatif, lebih mungil, lebih berenergi. sementara, tape hitam kecil itu tebal, masih pakai kaset, pakai baterai besar, berat, …
itu sebabnya, jatah satu unit tape recorder dari kantor saya lemparkan pada si anak baru itu. itu berguna buat dia, lantaran sebagai wartawan baru, dia juga nggak membekali diri dengan tape recorder. bisa jadi, karena impiannya saat itu bukan menjadi wartawan.
saya jadi ingat, dulu saya datang ke kantor ini sudah satu paket dengan tape recorder. bisa jadi, ini pengecualian. karena sejak kecil saya ingin jadi wartawan. sejak usia 14 tahun saya sudah memiliki tape recorder.
pulang dariĀ berlin, saya tak mendapati wartawan anyar itu, berikut tape recorder saya. keduanya raib. keduanya hilang. keduanya menguap tak berbekas.
hingga sosok itu muncul lagi. “eh, mana tape recorder gue?” kemudian dia menunjukkan dmana posisi tape recorder saya saat ini. “ada di dia, dibawa dan dipakai sama dia …” tunjuknya pada seorang lamgiat, wartawan baru lainnya. owh. sudah lebih dari sebulan saya ada di kubikel ini. si wartawan anyar lainnya itu juga tidak memberitahu saya bahwa tape saya ada padanya. cilaka.
dan ia menyodorkan tape hitam panasonic palsu pada saya. rusak. pintu kasetnya njenggat, seperti bekas jatuh kemudian patah. rasanya saya ingin marah. saya sungguh ingin marah. tape itu kembali ke tangan saya lagi dalam keadaan yang tak lagi bisa digunakan.
kalau sudah begini, bagaimana saya bisa meminjamkan pada wartawan anyar lain yang lebih membutuhkan? saya sedih sekali.
2007-09-13 » Femi Adi
13 September 2007 @ 4:52 am
Yang sabar Mbak Femi… Lagi bulan puasa loh… hehehe…
13 September 2007 @ 3:40 pm
hajar bleh hehehehe *kompor*
dah saatnya lembiru kali fem, lempar ganti baru
biarkan kenangan itu pun menjadi rusak