Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

blumbang

Monday 8 October 2007 - Filed under cerita bumijo

dari rumah simbah buyut, saya membelokkan kendaraan ke kanan, menuju rumah ayah dan ibu.

saya melewati blumbang atau kolam yang cukup besar.  kolam ini sangat alami. air akan mancur dengan sendirinya saat musim hujan. banyak orang mencuci pakaian di blumbang ini. bahkan, anak-anak juga sering berenang hingga ke tengah. sebaliknya, blumbang ini akan kerontang saat musim panas tiba. anak-anak laki-laki akan bermain bola saat blumbang ini meranggas.

pagi tadi, saya melihat 7 bebek berenang dengan penuh keriaan. akur. airnya keruh. selalu begitu. dari dulu, air ini tak pernah bening seperti kolam ikan. wajar saja, dasarnya bukan keramik biru, tetapi tanah. asli tanah.

blumbang ini kenangan masa kecil saya.

ayah, ibu, lik ban dan simbah buyut selalu melarang saya dan saudara-saudara lainnya untuk bermain di kawasan ini. katanya, blumbang ini cukup dalam. mereka khawatir saya akan tenggelam. saat itu, bisa jadi ada benarnya. femi yang mungil akan menjadi sasaran ikan-ikan mungil yang mencubiti seluruh badan.

dari kolam ini, saya mengenal ikan kecil yang gurih yang bernama wader. belakangan, agak susah mencari wader ini. kalaupun ada, harganya juga lebih mahal.

dulu, lik ban sering mencuci di blumbang ini. sambil mencuci, lik ban mencencang jala untuk meraup wader sebisanya. kadang dapat sedikit, tetapi kadang juga banyak. ikannya sebesar satu ruas kelingking orang dewasa, bahkan bisa jauh lebih kecil. sepulang dari blumbang, lik ban akan menggorengkan untuk ibu agar dibawa pulang. kalau tidak, ya dimakan bersama nasi hangat dan cocolan sambal trasi di rumah simbah buyut.

saya melihat blumbang. seperti melihat masa kecil saya yang berlarian mengitarinya sembari diteriaki ibu dan lik ban agar tidak nyemplung ke dalam.

saya kangen ibu. saya jadi kangen wader.

Tagged: » » »

2007-10-08  »  Femi Adi