Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

membeli waktu

Sunday 30 March 2008 - Filed under isu indonesia + ragam cuatan

waktu rasanya cepat sekali berputar di Jakarta.

kota besar. penguasa srengenge dan bintang gemintang. dialah yang selalu menghabiskan waktu. barangkali, dengan menggerogotinya sedikit-sedikit, namun sangat cepat. seperti rayap yang menghabiskan kayu. tahu-tahu, keropos. seperti banjir yang mendesak ketinggian sungai. tahu-tahu, meluap.

dan juga: waktu.

rasanya baru pagi ini saya datang dari jogja. nanti, sebentar lagi, sudah hari jumat dan itu menjadi penanda untuk pulang kembali ke jogja. bola raksasa dan miliaran bintang menyeret jarum panjang ke kanan, dan terus ke kanan. tidak berhenti. dan saya selalu merasa saya kehabisan waktu.

24 jam dalam sehari agaknya terasa kurang. tapi, semua yang ada di dunia ini sudah disetel untuk 24 jam sehari. mesin pabrik. kendaraan. pepohonan. bahkan, tubuh manusia. dus, saya yang harus menawar waktu dengan saya sendiri. yaitu, dengan remeh-temeh yang kadang saya lakukan yang membikin waktu menjadi berantakan.

saya berusaha mengakalinya. yaitu, dengan membeli waktu.

saya tetap menikmati menulis sepanjang hari. temu janji yang dibikin saat gelap menggantikan terang, tak saya abaikan. saya tetap menulis, dan membeli waktu dari tukang ojek.

iya, saya rasa, dialah pemilik waktu ekstra di kota Jakarta. si empunya tetap saja Si Pemilik Hidup. tapi, Dia menggudangkan beberapa diantaranya lewat kecepatan menembus kemacetan yang bisa terabas oleh tukang ojek.

whuzzz … whuzz … temu janji ini terpenuhi. tukang ojek menerbangkan saya diantara belantara kendaraan yang mandeg di jalanan ibukota.

saya tak lagi bisa mengandalkan mikrolet, metromini, bus patas, bahkan taksi! dan saya menukarnya dengan beberapa lembar pecahan lima ribuan dan sepuluh ribuan.

Tagged: » »

2008-03-30  »  Femi Adi