terima kasih
Tuesday 8 April 2008 - Filed under cerita bumijo
terima kasih ya, kamu sudah memberi pelajaran yang sangat berharga bagi saya.
tentang pertemanan. tentang kebohongan kecil. tentang permainan kucing-kucingan. tentang ketidakjujuran. tentang apa yang selama ini kita klaim sebagai teman baik atau teman dekat. saya rasa, ini salah satu hal yang menjadi highlight di usia baru saya. uwh. kejutan baru lagi.
kamu membikin saya gelisah. tetapi, saya masih beruntung punya teman-teman yang mampu meredam kegelisahan saya. mereka memberikan jawaban. mereka menghadiahi saya senja dan pelangi yang indah. mereka mengirimi saya senyuman dan gurauan. mereka meninggalkan embun.
sedangkan kamu, menjejakkan sebuah pengalaman batin yang luar biasa tentang arti pertemanan.
saya harus mensyukurinya. iya, saya harus tetap mensyukurinya. sebagai sebuah berkat. sebagai sebuah bagian dari perjalanan hidup. gumam pendek akan saya lagukan. “oo … ternyata …” sesudahnya, saya menarik napas panjang. dan seperti biasa, saya akan mengangguk kecil. menyadari bahwa ini semua adalah bagian dari rencanaNya.
prasangka bisa salah. dugaan juga bisa keliru. bisa jadi, kamu mengira ini adalah sebuah tuduhan. mm … lebih dari sekadar tuduhan, ini adalah sebuah perasaan yang sangat peka. sangat sensitif. apalagi, sekali lagi, selama ini kita saling mengklaim bahwa kita berteman baik. jika memang kita berteman, tentu tak perlu bermain kucing-kucingan.
tak perlu kedok. tak perlu topeng. tak perlu suara yang seolah sangat bijaksana. tak perlu reroncean kalimat yang menghibur.
Dia sudah menunjukkan yang terbaik buat saya. Dia sudah menunjukkan yang benar pada saya. tentu saja, bukan dari kamu. tetapi tangan-tangan-Nya dari orang-orang di sekitar saya.
terimakasih.
o iya. barusaja saya memberesi meja. menemukan sebuah buku yang tak pernah terasa usai untuk ditengok dan terus ditengok. disana ada catatan kecil, notes from the universe: siapapun yang menyiksamu, melecehkan, membingungkan atau membuatmu sedih adalah seorang guru. bukan karena mereka bijaksana, tetapi karena kau berusaha menjadi bijaksana.
(ps: kadal basi di tepian clark quay membisiki saya, ” jeng, setel kendho …” iya. saya mulai setel kendho. dan lihat. tetap saja ada orang-orang di sekitar saya yang membungkuskan srengenge dan menadahkan rintik ritmis buat saya. laki-laki di kubikel pojok. abang yang mengayuh sepeda lipat. mamanya bambam yang selalu kangen jogja. barisan manuk-manuk de britto. esti di DC. kadal basi di negeri merlion. senja di sudut bandung. saya bersyukur mereka ada. tetapi, saya juga bersyukur kamu memberi pengalaman batin untuk memaknai sebuah jejalin pertemanan pada saya. sekali lagi, terima kasih)
2008-04-08 » Femi Adi
13 April 2008 @ 6:49 pm
hemmm…. pengen ngomong sesuatu, tapi agak susah harus mulai dari mana…. “semoga sehat walafiat! salam baik-baik…”
14 April 2008 @ 11:26 am
setel kendo, jeng. ben ora ‘dhol’…
kutipan ‘siapapun yang menyiksamu, melecehkan, membingungkan atau membuatmu sedih adalah seorang guru. bukan karena mereka bijaksana, tetapi karena kau berusaha menjadi bijaksana’ sungguh bijak.