tiba-tiba saja saya teringat deraian tawa saya dan esti, kakak saya. siang itu om joko datang ke rumah. dia adik ibu nomor 11. om joko membantu membalikkan mesin jahit ibu, agar terlipat ke bagian dalam, sehingga bisa berfungsi sebagai meja. kendati ibu jagoan menjahit, rupanya darah itu tidak menitis pada kami berdua. tapi jika dibandingkan esti, saya lebih […]
Comments Off »
Read the rest
sejak memnggosipkan soal buku-buku bersama esti, kakak saya, saya tak pernah berhenti memikirkannya. “kok speechless?” tanyanya, seketika, kemarin pagi. bahkan hingga pagi ini pun, saya tetap bespeechless. mencoba mencari cara bagaimana menata rumah, meminggirkan barang-barang yang tak penting, dan menyusun kembali isi rumah ayah. adalah 10 kardus yang baru ia kirimkan ke jogja via kapal. […]
2 comments »
Read the rest