kursi malas dan bantal batik, perpaduan yang sempurna
Friday 26 September 2008 - Filed under cerita bumijo
Saya pikir, saya lekas sembuh bukan karena imunos maupun dexaflox dan theragran-m yang diberikan dokter sidharto, tapi karena kenyamanan kursi malas di rumah.
Sungguh, kursi malas itu enggan membuat saya beranjak. Kursi itu terbikin dari pentil berwarna biru. bagian kakinya bisa ditarik memanjang sehingga kaki bisa selonjor dengan nyamannya. Sementara itu bagian punggung kursi bisa disetel hingga landai. Ditambah, ada dua bantal batik yang menyangga punggung agar lebih nyaman, Jadinya, bisa bermalas-malasan dengan sempurna.
Enaknya.
Kursi itu dipesan ayah secara khusus untuk ibu, delapan tahun silam. Ketidakberdayaan ibu untuk merebah di kasur, membikin ayah memesan kursi model jadoel itu. toh, ibu tetap tidak bisa menggunakannya dengan baik. Pentil yang menjadi penopang kursi justru membikin ibu kesulitan untuk mengangkat tubuhnya. Hasilnya, ya si bungsu ini yang pancikan demi menggeret tubuh ibu ke atas.
Dan kini giliran saya yang menggunakannya. Membikin badan ini menyembuh lebih cepat. Bukan karena obat, tapi karena kursi malas ini.
Terima kasih.
2008-09-26 » Femi Adi
30 September 2008 @ 1:15 pm
kursimu itu pancen unik.
sejak dulu, kalau aku inginnya kursi goyang. kethoke iso lingguh kanthi marem.
tempat tidur goyang? untuk apa…
kan iso digoyang2 bila ada partner goyangnya…
(halah2)