Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

rumah buat ayah

Tuesday 17 February 2009 - Filed under cerita bumijo + friends from heaven

sebentar lagi kami merayakannya. dengan penuh suka cita. dengan penuh keriangan. dengan penuh kegembiraan. dengan buncah bahagia.

saya percaya, ayah bahagia di sana, bersama dengan Si Pemilik Hidup, bersama dengan ibu dan juga simbah dan juga saudara-saudaranya.

hampir seribu hari ayah tak muncul di rumah. tapi hangatnya masih terasa. setiap pucuk daun yang muncul melangit adalah kegembiraan ayah. kertas-kertas yang berserakan di meja adalah kesibukan ayah. setiap nyala lampu di langit-langit rumah adalah denyut kehidupan ayah. setiap jejeran buku yang menderet adalah kekayaan ayah.

ayah, semoga bahagia di alam yang baru ...

ayah, semoga bahagia di alam yang baru ...

ya, sebentar lagi kami merayakannya. saya dan esti, kakak saya. juga empat kakak lain.

saya rindu untuk bergegas pulang ke rumah dan merasakan teh hangat bikinan ayah. juga, mencicip makanan yang sengaja disisihkan ayah untuk si bungsu. saya rindu untuk berlarian dari mulut gang ke depan pintu rumah untuk memeluk ayah.

tapi, ketergesa-gesaan itu masih bisa saya lakukan. saya, dan pastinya kakak-kakak saya, bakal membikinkan rumah yang bagus buat ayah, bersebelahan dengan rumah ibu, persis pada 1000 hari kepindahannya. pekarangannya akan lebih asri. huniannya akan lebih nyaman.

besok, persis 22 februari ini, kami akan membangun rumah buat ayah.

Tagged: » » » » »

2009-02-17  »  Femi Adi

Talkback

  1. ansella
    2 March 2009 @ 8:58 am

    ‘peyuk peyuk jeng femi’