naik betjak
Thursday 19 February 2009 - Filed under cerita bumijo + friends from heaven
saya suka naik becak. yah, believe it or not, saya suka naik becak.
rasanya adem mendapati udara jogja membasuh wajah saya di tengah terik si bola raksasa. kayuhan kempol si tukang becak yang sekuatnya membuat saya juga bisa mengumbar nalar; menata pikir.
gelak mengejut dari mulut gang saat esti mendapati saya mengusung empat kardus minyak dengan naik becak. dari toko progo hingga bumijo, saya numpang becak-nya pak becak. “edan! hari gini masih ada perbudakan!” seloroh esti.
weleh. tapi nikmat lo naik becak.
“Rp 15.000 saja mbak …” kata pak becak. wah, nggak salah? Rp 15.000 dari toko progo sampai bumijo? saya hanya mengiyakan saja, berharap pak becak sudah mengukur jarak dan turunan-tanjakan serta polisi tidur dan lajur kejut di sepanjang jalan yang bakal kami lalui.
dan saya numpak becak; menikmati bus kopata harus berkejaran antara satu dengan lainnya, juga tarikan gas para pengendara motor yang berusaha menangkap detik terakhir lampu kuning sebelum beranjak menjadi lampu merah di perempatan jalan.
“saya bawakan masuk mbak, minyaknya … ” tawar pak becak. berat, tapi dia menyanggupi membawa dua kardus dari mulut gang hingga ke dalam rumah.
ah, pak becak.
sungguh, saya suka naik becak.
(ps: saya harus berterima kasih pada tukang-tukang becak di jogja. pada mereka saya belajar kesabaran dan menikmati sekitar. rilek, tak harus buru-buru. secapainya saja. sekuatnya saja. sedapatnya saja. maturnuwun)
2009-02-19 » Femi Adi