kehilangan separuh napas
Friday 24 July 2009 - Filed under friends from heaven
saya akan segera menekuk kenangan itu. dengan sahabat, dengan teman berterngkar, dengan saudara.
hati saya mendadak menggetar saat ia menyatakan: “deal …” ow ow ow … deal berarti positif; berarti pindah; berarti segera beranjak.
hati saya berantakan. ia sahabat terbaik saya dua tahun belakangan ini. kami bergosip tentang banyak hal. mulai dari pabrik kata-kata ini, pekerja pabrik hingga beberapa pekerja dari pabrik tetangga. bukan hanya itu saja, kami juga berbagi cerita tentang kehidupan kami, mulai dari cerita yang sudah melapuk hingga mimpi-mimpi kecil kami. kami juga berbagi makanan. mulai dari lapo senayan hingga bubur kacang ijo. dan kami berbagi meja sejak tahun lalu; ya, bahkan kami masih berbagi meja hingga saat ini.
hati saya berantakan. siapa yang tak senang ia mendapatkan kebebasannya. bukan hanya terbebas dari permadani usang, tetapi juga dari tekanan yang menghimpitnya. udara segar menantinya di luar: senyum narasumber, bus 213 dan juga kaki yang meletih lantaran harus berkejaran dengan bus-narasumber-deadline.
hari akan cepat berlalu. dan akan cepat berlalu. masa itu akan tiba; hari terakhir ketika ia akan menyalami semua pekerja yang ada di sini, dan -pasti- juga menenagkan saya yang dicekam kepanikan akibat bakal-minimnya pasokan biskuit dan juga kopisusu tropicana slim.
howh. saya tahu persis, tempatnya memang bukan disini, tapi di luar sana. dan kami sudah berbincang banyak sore tadi. dari wajahnya, saya yakin betul dia bahagia dengan pilihannya. dan dia akan menjumput konsekuensi apapun itu yang muncul di depan sana.
saya memang bakal kehilangan separuh napas saya di pabrik tempat saya bekerja ini. perempuan mungil yang gemar meledak-ledak dan selalu mempertengkarkan suku dengan saya.perempuan mungil yang terlihat seperti salah satu tokoh film unyil di masa kecil kami.
tapi sejumlah temu janji akan menanti kami usai jam kerja. mungkin menonton film, atau makan malam. dan hanya kami berdua.
2009-07-24 » Femi Adi