kembaran saya, dan ari
Thursday 27 August 2009 - Filed under cerita bumijo
“lama nggak kelihatan. kemana aja?” tanya tante di kedai makanan di perempatan slipi, jakarta barat.
si tante ini memang sangat ramah. bahkan, suami dan adik laki-lakinya juga cukup ramah menyapa setiap tamu yang makan di rumah mungilnya. jejeran olahan makanannya, membuat saya seperti makan di rumah. cawannya tak cantik; biasa saja. tumpukan gerusan jagung yang terbalut dengan terigu itu juga sembarangan; tak terkesan ditata seperti di restoran besar. sayurannya segar; berbeda mazhab dengan sayuran di warung tegal maupun warung-warung di jakarta. bersih, dan segar.
enam tahun saya melangganinya, meski tak setiap hari saya menjumpainya.
“kembarannya kemana?” tanya si om. kembaran? mm … ya, ya, ya. pasti esti, kakak saya.
di suatu siang yang sibuk, saya dan esti melewati warung si tante. beriringan, esti berjalan di depan, sementara saya berada di belakangnya. ari, yang saat itu masih duduk di kelas 3 sekolah dasar, sontak berteriak sembari menggiring esti ke warung mamanya. “tante … sini …” esti bingung; dan langsung menoleh ke arah saya. tahu yang digandeng bukan saya, ari langsung melepaskan tangan esti sambil tersipu malu.
ari. meninggal karena demam berdarah; setahun sesudahnya.
dan saat si om menanyakan ‘kembaran saya’; maknyess. saya rindu si kecil ari.
2009-08-27 » Femi Adi