bersyukurlah, kalian masih punya ayah dan ibu
Sunday 13 September 2009 - Filed under cerita bumijo
saya sedih jika melihat tabungan saya.
uhm. nilainya banyak; setidaknya lebih banyak dari yang saya perkirakan sebelumnya menegnai isi-tabungan-saya. yaps, saya bersyukur karenanya. karena memiliki semuanya, bahkan bisa membeli apapun yang saya mau.
tapi saya tidak bisa membeli pelukan ayah di ujung minggu. juga masakan mi jowo ibu yang diolah dengan ceblang-ceblung. saya tidak bisa meriung dengan hangat bersama mereka, menggelakkan tentang ‘si pethuk’ *topik andalan perbincangan ibu* atau juga sok menjadi pengamat politik bersama dengan ayah.
pagi tadi, seorang perempuan manis mengalungkan tas bertali panjang di bahunya. sementara, badan tas tak terlalu besar. owh. tas itu mirip dengan tas milik ibu, dulu. saat tren mulai bergulir dan kembali pada oldies trend, hati saya jadi maknyes rasanya.
jika ibu masih ada, tentu saya akan membungkuskan satu tas cantik untuknya. tas bertali panjang dengan badan tas yang kecil. saya ingat persis, dulu saya dan esti, kakak saya, sempat sebal dengan tas model itu. pasalnya, ibu masih mengenakannya saat tren sudah habis.
aih, ibu.
pada sejumlah kerabat, saya bilang padanya, agar selalu menghargai setiap pelukan hangat dan gelak tawa yang masih bisa mereka angkut dari ayah maupun ibu mereka. agar selalu membagikan penghiburan pada ayah dan ibu mereka saat keduanya larut dalam isak tangis maupun hentakan kemarahan.
ya. karena kehadiran mereka takkan terbeli dengan tabungan sebanyak apapun yang kita punya. jadi, bersyukurlah dengan ayah dan ibu yang masih kalian punya.
2009-09-13 » Femi Adi