bir dan harlequinn vs aqua dan al quran
Friday 18 September 2009 - Filed under cerita bumijo + kuliner + plesiran
saya sudah menghabiskan j.cool yoghurt di j.co serta dua donat alcapone dan green tea.
selebihnya, satu buku harlequinn yang harus saya habiskan demi menilik harlequinn lain di seri yang sama. humpf. dan perjalanan pulang begini terasa panjang meski tak melelahkan. jogja, si beib, mi jawa, tape bikinan likban dan juga kasur hangat sudah membayang. ya, saya pulang!
saya mampir ke circle k sebelum naik ke lounge di terminal 3. rasanya menyecap bir heineken sedikit akan meminggirkan kecemasan saya akan situasi jogja yang belakangan sering gerimis di malam hari. ow. dan malam ini saya terbang di malam hari. shoo*!
saya beringsut untuk naik ke lounge, sembari menenggak bir yang sebelumnya bernama de hooiberg itu. laptop di punggung, sementara kamera di bagian depan tubuh saya. dengan tangan kanan memegang harlequinn yang nyaris habis, saya menggelontorkan bir bikinan gerard adriaan heineken di tahun 1863 itu ke tenggorokan.
saya memilih tempat duduk yang nyaman; tanpa tetangga di kanan kiri, tanpa tangisan bayi dan anak-anak yang berlarian dan tanpa anak muda yang sarat dengan kehebohan.
dan saya terus membaca kisah timmy yang ingin ayah baru di ujung natal yang dingin di fernville. sesekali, saya menggerojokkan secuil heineken; bir yang total produksi tahunannya mencapai 18 juta hektoliter.
saat saya menggeser tubuh untuk mencari posisi yang paling uenak, tak sengaja saya mengintip seorang perempuan yang duduk persis di belakang saya. ya, kami duduk saling berpunggungan. dan … whoops!
perempuan manis, berkerudung rapat dan berpakaian santun. di tangan kirinya memegang air mineral gelas dan di tangan kanannya memegang al quran mini. ow ow … bibirnya komat-kamit, menjadi penanda bahwa ia membaca ayat-ayat al quran dengan khusuknya meski tak bersuara.
owh. saya berasa menjadi orang dengan tanduk dan buntut merah; sembari memegang harlequinn dan bir heineken.
2009-09-18 » Femi Adi