rasa lapar membikin langkah ini terasa berat; bahkan menggemetar. tapi permitaannya sungguh engga mudah untuk dicari di plasa semanggi: sate ayam dengan lontong. usai perburuan cukup melelahkan, kami mendapatkannya di warung pojok; warung dengan desain jadol dan masakan lawas pula. sate dan lontong pesanannya datang. sementara itu, pesanan saya pun datang: tahu telur. kami menggelak, […]
Comments Off »
Read the rest
saya ingat persis bagaimana kagetnya saya saat mendapati kubikel anyar saya mirip meja pak camat. meja besar, berkaca, dengan laci di kanan dan kirinya. “haduh …” batin saya, saat itu. rupanya era kubikel L dengan locker besi sudah tamat. saatnya saya menyingkir dari masa-masa kenyamanan. bersabar, dan bersabar. yaps, kepindahan saya ke divisi online adalah […]
Comments Off »
Read the rest
steak! “pernah makan steak hotel?” tanyanya. lalu ia menyebut nama lain lagi: holycow. saya cuma cligak-clinguk saja. steak hotel? yang saya tahu adalah tokio hotel, group band rock asal jerman. hihihi … apalagi holycow; yang saya tahu adalah kalimat dalam saban persimpuhan didepanNya: ” … holy spirit, amen” dan kami menyambanginya, sore tadi. ow! what […]
Comments Off »
Read the rest
suwe ora jamu. entah, berapa lama kami tak berbincang dengan mbak ika, kolega saya di pabrik kata-kata yang sudah memindahkan kubikelnya di gedung sebelah. barangkali lebih dari sebulan, atau bahkan lebih dari itu. gosip kecil, perbincangan tentang manusia pekerja, cerita soal si kecil, aih … lama tak membungkusnya. semua ini adalah perbincangan yang hangat yang […]
Comments Off »
Read the rest