sesungguhnya saya sebal dengan bebunyian ini: suara sandal yang diseret. srek … srek … srek … suara ini acap memenuhi kuping saya sepanjang hari. suara sandal perempuan, suara sandal laki-laki. **eh, sandal punya jenis kelamin juga, rupanya!** entah apa yang dipikirkan oleh si empunya sandal saat menyeretnya, bukannya mengangkatnya. “kalau jalan, sandalnya diangkat, jangan diseret […]
Comments Off »
Read the rest
rasanya lega sudah merampungkan semuanya. ‘momok’ itu usai menghantui saya. eh, bukan, bukan. itu adalah sebuah pengharapan. tapi, apapun itu, saya harus berterima kasih pada dua kolega saya yang sudah menyokong saya selama ini. tiga jam saya lalui setelah berjibaku dengan setumpuk dokumen, catatan dan juga pengalaman. **bukankah jam terbang ini engga kebeli** saya melakukannya […]
Comments Off »
Read the rest
belakangan saya memang menarik diri dari ‘peredaran’. bersembunyi, rasanya lebih menyenangkan untuk mengikis kesebalan. tapi rupanya mister feels like home menyadarinya. dan saya tetap bungkam. rasanya ini lebih baik ketimbang membeberkan apa yang membikin tanduk saya keluar secara mendadak, memerah, dan berasap. bukan, bukan. saya bukannya tak ingin jujur. begini, rasanya lebih baik. kelak pasti […]
Comments Off »
Read the rest