belajar dari pohon
Friday 19 November 2010 - Filed under asupan gizi + cerita bumijo + kubikel + ragam cuatan
pagi ini saya mendapati twit dari @ndorokakung soal filosofi pohon.
bagus banget: tidak pernah marah meski buahnya dipetik orang. sanggupkah manusia meniru?
twit ini di retweet oleh sekitar 22 tweeps. maknyes rasanya. lalu saya pun ikut ngetwit.
meski si Empunya Hidup memberikan seisi alam semesta untuk dinikmati manusia, tapi analogi ini cukup membikin saya mengerenyitkan dahi, dan mengiyakan.
saya jadi ingat pohon belimbing di rumah.
saya tak tahu persis, kapan ayah menanam pohon belimbing bintang itu. seperti tak kenal musim, belimbing itu terus saja menghujani kami dengan buahnya yang sepet, asem, kecut, manis. ayah sering memetiknya dengan hati-hati, agar bisa dinikmati dengan utuh. kalaupun belimbing itu keburu jatuh sebelum ayah sempat memetiknya, ayah biasanya tetap memungutnya, membuang bagian yang rusak, dan mengolah bagian yang masih bisa dimakan.
pohon belimbing tak selalu menghasilkan buah yang 100% oke. ulat kadang menggerusnya. semut merah juga kadang menggerogotinya. tapi itu tak membikin si pohon jera untuk berbuah dan terus berbuah. pohon belimbing terus memproduksi buah yang sama, serupa, sebangun meski tak berasa sama.
saya sampai bosan menikmati belimbing. saya juga sampai bosan menyapu dedaunan yang mengugur, dan buah-buahan yang berjatuhan. dan pohon belimbing itu tak pernah berhenti berbuah.
toh, saya menikmatinya. saya menyukainya.
dan saya harus belajar darinya. dari pohon belimbing dan twit @ndorokakung.
2010-11-19 » Femi Adi