Kla Project, Excellentia, HRC
Wednesday 1 June 2011 - Filed under cerita cinta + friends from heaven + isu indonesia + kegemaran
KLA, EXCELLENTIA, LIVE AT HARD ROCK CAFÉ, WEDNESDAY 1ST JUNE 2011 FROM 8PM ONWARDS
Flyer itu ditempelkan oleh nino, teman tidur saya beberapa waktu lalu, di wall FB- ku. Logo Dan nama perusahaan ‘Pertamina’ ada di bagian atas flyer, seperti menunjukkan bahwa perusahaan pelat merah itu menjadi penyandang dana terbesar untuk hajatan musik ini. Tak lama sesudahnya, saya mencoba menelpon HRC, untuk mengkonfirmasi kabar yang menggembirakan hati itu. Jangan-jangan, itu hoax. Jangan-jangan, itu fake-ads. Jangan-jangan …
Kabar baik, ternyata itu sungguhan. “Tiket bisa dibeli on the spot,” kata mas-
mas yang sepertinya brewokan, dari ujung telepon di sebelah sana. Telepon saya kemresek. Ya, pasti dia brewokan.
Kemarin, sejumlah kolega meminta saya untuk ikut main bowling di Plasa Senayan, Rabu ini. Ah, biasa main bowling di iPad, sekarang harus main sungguhan. Mana bisa? “Aku engga ikut ya, ada konser music,” tolakku. Ya, jadwal Rabu ini untuk Kla.
Bisa ditebak, apa yang akan mereka tanyakan selanjutnya: siapa yang manggung? Konser-nya siapa?
Mendadak, raut muka mereka terlihat lucu. Sontak mereka berdiri dari kursinya, penuh rasa penasaran, surprise, terguncang, menahan senyum geli, dan melihatku seperti ‘oldies generation’ begitu saya menjawab: Kla Project. “Itu kan grup music lama … beken di tahun 80-90-an … ” selorohnya.
Dan saya juga menjawab dengan tak kalah kagetnya, saat saya mendengar kalimat yang saya muntahkan dari mulut saya sendiri, “Aku kan generasi lama, generasi 80-90- an …”
Whoops. Menyebut tahun rasanya saya terlihat lebih ‘berumur’. Sial. Lebih celaka lagi, mereka mengubah tempat bowling dari Plasa Senayan ke EX Plaza, tak jauh ari HRC.
Kla Project.
saya mencoba mencari teman penyuka Kla. Terang saja, saja menolak untuk mengajak Bangsat, laki-laki yang pernah membagi hatinya untuk saya, walau saya tahu persis dia adalah Klanis. Kami pernah menonton konser Kla di Jogja, tahun 1999, ditengah rintik-ritmis-romantis di Lapangan Kridosono, Yogyakarta. Waktu itu, sepertinya Kla hanya menyanyi untuk kami berdua saja; dan jatuhnya air hujan juga terasa lebih lambat dari biasanya.
saya sempat mempertimbangkan untuk mengajak seorang teman. Sayang, perbincangan soal Android di Pacific Place lebih memikat hatinya ketimbang menyesaki kupingnya dengan lagu Kla, ” … Seandainya dunia berhenti berputar // hati tetap kujaga tiada pernah ku ingkar // bagiku semula cinta hanya kata // sampai kau datang jua // dan memberinya makna … ” (Excellentia, Cinta (bukan) Hanya Kata)
‘Pasangan cadangan’ yang lain, mm … well, rasanya ingin menawarinya, tapi
entah, ada rasa ‘tidak suka’ untuk mengajaknya bersisian dalam konser Kla.
Ya sudah. Yang jelas, nanti saya akan datang dengan yang lainnya. Pasalnya,
musik-musik kla engga asik jika dikuping sendiri.
Sayangnya, bukan dengan nino.
Dalam tempelan flyer-nya, nino pun membubuhkan kalimat penyesalan, “Sial, saya sudah di Malang!”
2011-06-01 » Femi Adi