matahari terbit dari balik kasur
Thursday 2 June 2011 - Filed under cerita cidodol residence + kegemaran
Pagi ini alarm membangunkan saya jam empat pagi.
Speda lipat dahon csl kesayangan saya sudah siap di ruang tengah, sejumlah lampu sudah terpasang, begitu juga speedometer. Semalam, jam 1 pagi, sepulang dari konser Kla Project, pompa mini mengembusi angin untuk kedua bannya yang sudah nyaris rata. Tas deuter berkapasitas seliter sudah terisi dengan dompet, handuk kecil, etc; bersisian dengan sepeda beroda 16″ itu.
Tapi mendadak saua engga bisa menggerakkan kakiku. betis kanan saya kram. Sakit sekali.
Selang dua puluh menit sesudahnya, kaki saya bisa sedikit digerakkan, dan saya bersegera turun dari ranjang dan mencari counterpain di kamar ganti. saya mengolesi betis kanan dengan salep pengurai sakit otot itu. Lumayan.
saya merebahkan tubuhku sebentar. betis ini masih terasa mengencang. terang saja, saya ogah kram saat mengayuh sepeda untuk menikmati “matahari yang terbit dari atas sadel” — meminjam istilah abang. saya berencana akan menyambut pagi di bundaran HI.
Semuanya siap. Hanya perlu meregangkan betis kanan sejenak.
Dan matahari pun terbit dari balik kasur, ditengah reriuhan tetangga yang mulai menjejakkan kaki mereka diatas mesin jahit listrik, membikin pakaian-pakaian anak-anak, ibu-ibu yang gerumpi pagi, dan juga anak-anak muda yang memanasi tunggangan mereka.
saya bangun jam 8.25.
Sial.
2011-06-02 » Femi Adi