mbok ya sabar, semua itu pasti ada waktunya
Monday 25 July 2011 - Filed under friends from heaven
dia sudah berjejalin dengan perempuan itu sekitar tiga tahun.
jarak jogja-surabaya yang tidak dekat membikin pertemuan-pertemuan itu jarang. selebihnya, menciptakan kecemburuan, keresahan dan rasa tidak sabar.
perempuan itu memutuskan untuk menikah dengan laki-laki lain, yang juga dikenal oleh laki-laki itu. “dia ga sabar. masyaallah … mbok ya sabar, semua itu pasti ada waktunya. padahal kami pacaran sudah tiga tahun … ” kenang si laki-laki.
dua puluh tahun berlalu. si laki-laki itu kemudian menikahi perempuan palembang yang dijumpainya di bali. tiga orang anak lahir darinya.
“tahun lalu saya ketemu tak sengaja di pondok gede. saya masih ingat. walau mantan, tapi tetap saja tahu kalau itu dia,” tegasnya.
pertemuan yang tak sengaja di kawasan pasar pondok gede itu mengantarkan keduanya pada romantisme masa lalu yang sudah jauh dikubur oleh laki-laki itu. sedikit penyesalan, mencuat dari sejumlah pernyataan si perempuan.
“kalau dulu kamu sabar sedikit saja, pasti tidak begini ceritanya … ” katanya, melagukan kembali ungkapan yang dituturkannya pada si perempuan itu.
dia mengaku, si perempuan itu acapkali meminta ijin untuk menyambangi rumahnya. tidak. tidak. dia tidak ingin hidupnya terganggu oleh perempuan yang pernah mampir dalam hidupnya, dua dekade silam. dia tidak ingin mengacaukan keluarganya, setelah rasa sabar si perempuan itu menguap entah ke mana.
“banyak orang ga sabar. banyak pasangan mau cepetnya aja, kayak orang grasa-grusu naik kendaraan. padahal dulu itu kalau pacaran hanya pakai surat, nungguin lama, belum ada blackberry dan hp lain seperti sekarang. orang tetap harus sabar,” katanya.
dia dalah pengemudi taksi yang kendaraannya saya tumpangi, siang ini. namanya pak mulyadi.
2011-07-25 » Femi Adi