saya menjahit lagi
Friday 5 August 2011 - Filed under cerita bumijo + cerita cidodol residence
saya membungkus benang, jarum, gunting, kapur, meteran dan tali dari ‘toko konpeksi pare-pare’, tak jauh dari hunian saya.
toko itu disesaki dengan gantungan benang, tali, spare part mesin jahit, dan masih banyak lagi. di lingkungan saya memang banyak konveksi, eh, konpeksi. toko itu juga acapkali saya lihat jamak disambangi orang-orang yang beli perkakas dalam jumlah besar.
eh, iya, saya akan mulai menjahit.
saya membungkus empat kain batik bercorak warna-warni untuk mengganti korden saya yang sudah lebih dari setahun ini tidak saya cuci. **joroknya**
sesungguhnya dalam darah saya mengalir darah penjahit. simbah kakung saya punya penjahit yang cukup besar di jamannya. omsetnya besar. pegawainya banyak. rumahnya juga sarat dengan mesin-mesin jahit, obras, pembuat kancing, meja besar untuk memotong.
bahkan, saya mengerti betul apa itu ‘rader’. “wah, radernya engga ada mbak, lagi kosong,” kata si penjual.
saya bisa menggoyangkan kaki saya di mesin jahit secara manual, dan saya sangat terbiasa menggunakannya. saya bahkan menjahit celana pendek berwarna oranye bermotif kembang, waktu saya sekolah. saya membikin serbet dan juga membenahi sejumlah pakaian yang rusak. dari kejauhan, ibu yang mengomandoi ini-itu.
saya rindu menjahit.
jam 12 malam, saya merampungkan keriangan jahit-menjahit ini.
2011-08-05 » Femi Adi