saya hanya bisa memangkasnya saja
Wednesday 24 September 2008 - Filed under cerita bumijo + friends from heaven
Saya sudah membiarkannya lebih dari seminggu sejak kedatangan saya ke Jogja.
Tanaman tetean itu menggondrong. Pucuk daun yang muda menghijau kian matang dan menunjukkan kekokohannya sebagai tanaman pagar. Makin liar. Makin menggeliat dengan kasar. Dan saya belum juga memotongnya meski saya sudah punya pemotong tetean yang baru yang saya angkut dari Jakarta.
Gunting pemotong ini bermerek dagang Green Land. Mestinya, ini adalah pemotong rumput. Dari bungkusnya sudah tertera jelas: Grass Shears dengan putaran hingga 90 derajat. Warnanya merah muda dengan kombinasi merah tua. Desain pemotong ini sangat nyaman untuk dipegang.
Sebelumnya, saya sudah menggunakan Green Land yang lebih kecil, pruning shears. Yaitu, yang bisa memangkas dahan diameter yang lebih tebal. Misalnya, dahan tetean yang sudah mengeras dan menebal. Pemotong yang lebih kecil dengan mata pisau yang lebih pendek memudahkan segalanya.
Ingin rasanya berkebun lagi. Sungguh-sungguh berkebun. Memastikan bahwa ada begitu banyak hijau-hijauan di sepetak tanah di rumah. Seperti yang dilakukan ayah dulu, menyingkirkan fajar dan menyambut senja dengan mengoprek pupuk, dahan kering, pucuk yang menghijau dan cipratan air segar untuk membasuhi tanaman.
Mungkin tidak saat ini. Tapi nanti, pasti cuilan tanah di rumah akan kembali menghijau. Pasti. Saat ini hanya bisa pangkas memangkas saja.
2008-09-24 » Femi Adi
27 September 2008 @ 10:51 am
halo!
apakabar?
wis mari?
indra
vanlith 4
28 September 2008 @ 1:04 pm
waaah.. jadi ingin berkunjung ke kebun kecil jeng fe