Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

kembang buat ayah dan ibu

Sunday 23 November 2008 - Filed under cerita bumijo

seperti biasa, tak pernah berubah. ya, selalu begini: dua buket kembang buat ayah dan ibu.

rumah mereka tampak kotor. tak seperti menjelang lebaran yang selalu bersih. kali ini, daun-daun bambu yang mengelinting mengering, menutupi tanah yang menghijau lumut, licin. saya jadi tak khawatir melangkah. beberapa rumah tetangga ayah dan ibu, juga sama kotornya.

dari kejauhan, saya sudah bisa melihat rumah mereka. mungil. dan sedikit kotor oleh dedaunan yang membaur bersama pekarangan yang basah.

buru-buru saya menjumput daun bambu yang mengering itu. saya juga menyeka pekarangan ibu dengan koran pembungkus dua buket bunga ini.

pada mereka saya bercerita tentang semua kelelahan hidup. tentu saja, dengan penuh syukur. saya yakin, mereka sudah melampauinya. mereka sudah melaluinya. saya juga bercerita tentang secuil mimpi yang kian menggelembung dari hari ke hari. ya, saya tahu, saya tak boleh berhenti bermimpi.

saya meletakkan buket bunga, persis di pekarangan mereka.

saya duduk, dan mendaraskan doa buat keduanya.

(ps: saya bersyukur pada si pemilik hidup yang mengantarkan saya pada sore yang adem di rumah ayah dan ibu. belakangan, saya kerap memimpikannya)

Tagged: » » » » » »

2008-11-23  »  Femi Adi