saya sudah membungkus 2008
Wednesday 31 December 2008 - Filed under cerita bumijo
sebentar lagi, 2008 habis.
saya sudah menyiapkan kalender untuk saya pasang nanti malam, mengganti kalender desember 2008 dengan kalender 2009. penanggalan yang penuh harapan baik. kini saya bersiap untuk berkemas, membungkus 2008.
yah, saya harus mensyukuri tahun ini. ada begitu banyak keriangan muncul di tahun ini.
perjumpaan dengan tokiko onose di awal tahun. lelaki dengan pjamas kotak-kotak merah yang sudah saya nantikan sejak empat tahun silam. dan padang telah mengantarkan kami pada perjumpaan kecil itu. perjumpaan cinta. juga kejutan yang tak terduga yang saya temukan dalam perjalanan pulang dari padang ke jakarta. ya, saya belajar tentang kejujuran.
dan buru-buru, saya harus menggudangkan hati saya untuknya. membalutnya dengan spons hangat dan meletakkannya dalam kotak kayu yang kokoh. yah, saya tak ingin hati ini merapuh. meski saya tahu saya tak bisa menggariskan senyum lagi bersamanya.
beberapa momen membuat saya mak nyess. mengingatnya. merindukannya. saya tahu persis, saya tak akan pernah bisa meminggirkannya dari hati maupun pikiran saya. ya, ya, ya. saya semakin yakin, saya sungguh menyayanginya.
saya juga belajar tentang persahabatan.
kalau ada ujaran bahwa “temen nggak usah milih-milih”, kini saya harus bilang pada saya sendiri, bahwa “kalau mau temenan, ya harus milih”. saya harus berterima kasih pada kyle, shanti, ina, yoyo, dan danto yang sudah mengajarkan saya pada pemaknaan ini. saya menjadi semakin yakin, perkenalan yang singkat dan pengotomatisan menjadi teman, nyatanya meninggalkan rekam jejak yang buruk.
dan ini membuat saya menyadari bahwa rekatnya persaudaraan dengan teman-teman di atmajaya semakin menempa relasi kami. lebih kokoh. lebih kuat. saya semakin yakin menyebut aan-bram-soe-paimun-bimo-yani-arun sebagai “keluarga”. pun indah, prast, dan munggur.
keriangan dengan sejumlah kerabat juga Dia berikan pada saya melalui teman-teman yang saya temukan di tengah perjalanan singkat ke jogja, bali maupun bandung, karaoke dan permainan ke dufan dengan teman-teman di rumah palmerah, perbincangan di rumah maya.
meski ayah dan ibu tak lagi menemani saya secara fisik di sini, saya harus semakin mensyukuri bahwa ada begitu banyak teman yang mengelilingi saya. terima kasih.
dan banyak hal baru juga datang tahun ini.
saya jatuh cinta pada perkakas dari madura. kayu-kayu jati besar nan kokoh yang membuat saya merasa nyaman untuk duduk. saya harus berterima kasih pada abang yang mengantarkan saya pada gerai adhok di jogja. selebihnya, saya juga mulai betah untuk tinggal lebih lama di rumah, dan memasak. bahkan, saya sudah semakin melengkapi dapur saya dengan perabotan yang memudahkan acara memasak saya menjadi lebih menyenangkan.
saya juga harus berterima kasih pada keluarga joko dan yani, yang sudah membikinkan lemari buku untuk saya. agenda menggudangkan buku dan menyimpan koleksi buku kini menjadi lebih teratur. saya jadi semakin betah di rumah. rancangan joko ini juga yang menjadi kejutan saya untuk esti.
tapi, saya tak bisa meminggirkan rasa mbok-mboken saya pada ayah dan ibu. umur segini, masih juga menangis saat menyambangi rumah mereka, meletakkan dua buket bunga dan mendaraskan doa buat mereka. dan butiran bening terus menitik dari sudut mata. yah.
harusnya mereka melihat bagaimana saya melewati tahun 2008 ini. menulis sejumlah karya. melewatkan fase demi fase acara-menggali-ilmu. tapi saya tetap harus mensyukurinya, ada bb yang memudahkan saya berjejalin dengan esti, real time! membuncahkan gembira dengannya. deg-degan menanti jawaban. dan juga memamerkan karya.
saya juga mulai berjejalin kembali dengan teman lama yang sudah meremukkan senyum dan gairah bekerja saya di pabrik kata-kata ini. tak mudah memaafkan. yah, tapi saya tahu persis, saya harus mencobanya.
terimakasih untuk Si Pemilik Hidup, yang membuat saya melewatkan 2008 ini dengan beragam warna. terima kasih.
2008-12-31 » Femi Adi