Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

catatan hati yang usang

Sunday 8 May 2005 - Filed under cerita cinta + friends from heaven + kubikel

saya membaca diary saya dengan geli.

saya memberesi kamar saya. kebetulan, saya menemukan satu catatn harian yang sudah usang, berisi catatan hati saya pada seseorang. catatan harian itu terbungkus dalam satu kotak merah, komplit dengan tiket bioskop dan tiket piknik yang pernah kami lewati bersama. juga, ada satu kaset berukuran standar, berisi rekaman suaranya tentang satu feature. saya lupa isi kaset itu. saya pun ogah mendengarnya.

tapi saya tetap tertarik untuk membaca kembali catatan harian itu. ukurannya kecil, sampulnya terbuat dari besi. saya lupa persisnya berapa harga buku itu. yang jelas, harganya nggak murah.

isi catatan harian itu tak jauh dari detik-detik ketika saya mengenalnya dan berinteraksi dengannya. saat memboncengnya dari gedung DPR, atau pertemuan kecil di departemen keuangan. juga, saat yang asik ketika saya nonton film bersama di TIM, dan mendapatkan boneka beruang putih besar darinya. semuanya tercatat bak prasasti di buku harian itu.

awal catatan harian selalu dipenuhi dengan bunga cinta dan setumpuk kangen yang rasanya tak bakal berakhir. saat saya ada di jogja, dan dia menelpon saya, secuil kebuncahan itu saya tulis di buku harian itu. tapi nyatanya, ada juga rasa sebal dan kesal lantaran dia cuek dan malas menelpon atau apel di malam minggu. semuanya terekam apik dalam catatan harian itu. saya pun membacanya dengan geli.

saya jadi ingat, saat itu saya sayang banget sama dia. menurut catatan itu, mau pulang ke jogja saja, saya mesti bela-belain ke kos dia duluan untuk sekadar setor muka. atau, saya rela melakukan perjalanan 6 jam, dari kosnya hingga kos saya karena jakarta lumpuh total lantaran banjir, dan saya harus berjalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya.

ternyata saya masih punya cemburu. soalnya, saya sempat menemukan catatan kecil dari mantan pacarnya (atau selingkuhannya) di kosnya. kertas itu saya curi dan saya buang di sampah di kamar kos. saya jadi sedikit tahu tentang sifatnya yang satu ini. menurut ccatatan saya, saat itu saya marahnya bukan main. dan di buku harian itu, saya jadi banyak tanya tentang dia, dan tentang saya sendiri soal hubungan ini.

masih menurut catatan harian itu, ternyata saya cinta mati sama dia. mmmmm … setidaknya saat itu. kalau sekarang sih, lain! hahahahaha …

di akhir catatan harian itu, saya menulis, “should i break this relationship?” …

dan memang setelah itu, tidak ada lagi yang bisa saya catat dalam buku harian itu. soal janji mengamitkan kelingking, soal harapan, soal cinta, soal sayang, soal kesetian, pun soal kesedihan saya ketika putus, atau soal bagaimana saya survive menghadapi hubungan yang tidak ketahuan juntrungannya.

tapi semuanya sudah selesai. bahkan, saya bisa membacanya dengan ketawa-ketiwi, penuh kegelian. saya sudah tidak bisa menangis karena hubungan ini tidak jalan terus. ini sudah lama. bahkan, catatan harian ini sudah usang. satu-dua debu dengan setia menempel pada kotak merah ini, tanda bahwa catatan ini sudah ditutup lama, lamaaaaa sekali. semuanya sudah selesai. semuanya sudah berakhir. semuanya sudah berhenti.

dan saya bisa kegelian membacanya kini.

Tagged: » » » » »

2005-05-08  »  Femi Adi