cuilan senja dengan masboi
Monday 25 April 2005 - Filed under cerita cinta + friends from heaven
saya pernah tak bisa berheti memikirkannya.
sosoknya sederhana. jauh dari mewah, malah. dia tidak gagah secara fisik. dia biasa saja. tinggi badannya bukan idola saya. kekar otot tubuhnya juga bukan idaman saya. tapi dia sangat kaya: kaya pengalaman, kaya pengetahuan. saya pernah tak bisa berhenti memikirkannya.
perjumpaan dengannya hanya sebentar. itu saja sudah dulu, dan duluuu sekali, jauh sebelum saya akhirnya mengenalnya lebih dekat. bahkan, saya hampir lupa bagaimana dia saat saya pertama kali bertemu dengannya.
dan perbincangan itu terjadi. keluarga, kampus, pers mahasiswa … hingga saya jatuh hati dengannya. sayangnya, hatinya sudah dititipkan pada yang lain. jadinya saya hanya bisa senyum, senyum, dan senyum saja. selebihnya, tidak. berharap pun ogah. rasanya, seperti bukan hak saya sekalipun ‘hanya’ mengharapkannya.
dia pula yang mengenalkan saya pada serat-serat elektronik, yang membuat jarak menjadi lebih dekat, mempersempit ruang dan waktu.
tapi dia pergi. saya ingat betul rupa bus yang mengaraknya pulang ke tanah kelahirannya. dia tak pernah berjanji untuk kembali. kami hanya berjanji untuk bertemu tahun 2010. mungkin di tahun itu dia sudah berbuntut 3 bocah. mungkin saya juga.
tapi bungkusan itu masih ada di sana. amplop coklat berbalut isolasi plastik yang membungkusnya rapat. di dalamnya, kalau tidak salah ingat, adalah catatan harian bagaimana bungahnya hati ini ketika bertemu dengannya, atau saat menangis ketika dia bilang “selamat tinggal”. sampai saya membukanya kembali, tahun 2010 nanti.
2005-04-25 » Femi Adi