Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

Bandung: kota 1001 kenangan

Saturday 18 November 2006 - Filed under friends from heaven + kegemaran + plesiran + weekend escape

saya bukan manusia pagi.

bayangkan empuknya dua bantal di kasur rumah sewa, dengan satu boneka koala dan satu boneka teddy. atau, tiga bantal di kolong meja dengan sleeping bag nan hangat. semuanya membuat malam merimbun. alarm pun tak berani menyalak. pagi adalah pagi meski jarum bergerak ke kanan.

bersihnya langit pada pagi hari. kesibukan jakarta yang mulai menggeliat. orang-orang jalan bergegas. kepulan asap knalpot. kendaraaan yang mandeg di tol. joki-joki berderet menjelang kawasan three in one. wangi harum tubuh dari balik blazer. dasi merah yang masih licin. semuanya tak menggoda saya untuk segera bangun. tepatnya, saya bukan pemilik pagi.

tapi bandung selalu membuat saya bangun pagi.

bergegas beranjak dari kolong meja, meraih bath-pack dan handuk, kemudian menikmati guyuran shower hangat. atau, meloncat dari kasur empuk di rumah sewa, mengambil kimono, gayung dan handuk, kemudian berlarian ke kamar mandi.

saya mendapati aroma embun pagi. satpam kantor pun masih belum terjaga saat saya membuka gerbang depan. totok juga tidak menggonggong. yups! saya bisa membelalakkan mata dan beranjak bergegas sebelum matahari banyak!

saya punya janji temu dengan lelaki dengan huruf L nanti. iya. saya akan menjumpainya di kota kembang. dia semakin memperpanjang daftar kenangan yang teronce indah di benak saya. ah, kenapa kamu menambahnya?

bandung memang memiliki pesonanya sendiri. bagi saya, bandung bak ujung pisau yang menggurat 1001 kenangan. dalam. membekas. tergeletak begitu saja di benak.

malam di ciater. mengusir malam dengan hangatnya air belerang. bercanda dengan kecipak air semata kaki. bertukar tutur isu-isu berita yang sesungguhnya tak penting untuk di bahas. berkenalan dengan ‘orang-orang asing’. gemas ingin segera kembali ke jakarta. hmmh … bandung juga menyisakan rasa getir saat orang yang saya kasihi meninggal tanpa saya disampingnya.

bandung. bandung. bandung.

dalam perjalanan pulang dari bandung rabu lalu, saya berusaha mengumpulkan serpihan ingatan. ya, tentang bandung dan 1001 kenangan yang terjaring bersamanya.

kali ini saya menjaring satu lagi. ya, bersama lelaki dengan huruf L.

Tagged: » » » »

2006-11-18  »  femi adi soempeno