Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

orang yang nggak pernah berubah

Tuesday 17 July 2007 - Filed under friends from heaven + kubikel + plesiran

“Orang itu nggak pernah berubah,” kata Holger, menunjuk pada seorang teman.

saya kemudian mengiyakan. saya ingat betul bagaimana gaya laki-laki itu setiap kali melihat perempuan. matanya membesar dan warnanya seperti pelangi. darahnya memanas. senyumnya mengembang, tetapi taringnya nyaris keluar. gatal.

pertama kali datang, dia sudah mencoba menarik perhatian perempuan-perempuan asia. gayanya ini mengingatkan saya pada faraja, teman lain, yang langsung bergumam, “wow … kakinya bagus!” saat melihat potret perempuan asia.

belum menyerah, dia mencoba untuk mengajak kencan atau makan malam doris, teman dari filipina. dia juga plak-plek dengan melingkarkan tangannya di pundak doris, juga menyentuh-nyentuh tangan saya maupun judy. bisa-bisanya!

di cologne, dia tampak menarik diri dari kami-kami yang bertanding minum alkohol. dia memilih duduk dan menjauh dari kami. tetapi sesaat setelah nele datang dengan temannya, dia kemudian mencoba berbicara dan mengakusisi temannya nele ini. wah. dahsyat.

malam itu, teman nele ini terlihat mematung saja saat musik mengguncang lantai disko. padahal, si laki-laki ini terus menggoyangkan tangan, kaki dan bahunya, persis di depan temannya nele ini. hahaha … rasanya geli kalo inget ini. saya lihat, si perempuan menekuk wajahnya.

ini juga terjadi semalam, saat dia melihat marike. “halo … halo … halo …” sapanya. padahal jelas-jelas kami semua sedang datang dan antri untuk bersalaman dengan marike sebagai tuan rumah. dia juga masih memburu marike di living room. “aku tinggal dengan suamiku …” kata marike menerangkan. kemudian laki-laki ini ingin menegaskan, “suami? kamu sudah punya suami? suami?”

“orang itu nggak pernah berubah,” kata Holger.

“Iya, aku juga memperhatikan itu,” jawab saya.

o iya, saya lupa bilang. nama laki-laki itu austin.

2007-07-17  »  femi adi soempeno