mawar merah dan kecoa
Sunday 2 December 2007 - Filed under cerita bumijo
saya jijik, geli, takut pada kecoa.
meski warnanya cokelat seperti seragam pramuka, tapi enggak deh. saya memilih untuk tidak mendekatinya. lebih baik, mengambil sapu dan mengusirnya jauh-jauh dari saya. ada juga kecoa yang warna cokelatnya lebih muda, dengan corak yang agak bergaris-garis tebal. uwh. hiiiiiiii … h!
siang itu dua buket mawar saya bungkus untuk ayah dan ibu. seperti biasa, saya letakkan di pusara. sembari berdoa di depan rumah ayah, saya menjumput mawar, sesekali menciumnya dan memperhatikan segarnya rona merah mawar. tahu sendiri, saya penyuka mawar, apapun jenis dan warna mawar itu. doa pun saya daraskan untuk ayah dan ibu. semoga bahagia di surga.
mentari yang hangat tak urung membikin bunga mawar yang mengelopak indah itu menjadi kian bersinar. apalagi, di sekeliling saya adalah cenderung gelap, dan hijau tetumbuhan pohon bambu. saya suka pancaran warnanya. terang. dari kejauhan, pasti akan menjadi sentral penglihatan.
tiba-tiba, muncul kecoa dari balik daun bunga mawar. aaaaaaaaaaaah! buru-buru saya lemparkan bunga itu ke arah depan. celakanya, kecoanya keburu melompat dan merangsek dengan cepat ke arah saya. saya pun buru-buru berdiri dan beringsut ke belakang dengan cepat. gosh!
dan paha kanan saya mendadak nyeri.
ayah, kenapa kecoa ini harus muncul dari bunga yang si bungsu bungkus untuk ayah? bisa jadi, ini berasal dari sekitar rumah ayah. huwks. ayah, sakit!
2007-12-02 » Femi Adi
4 December 2007 @ 5:56 am
sama, saya juga jijik ma kecoa…
4 December 2007 @ 5:56 am
eh salah, bukan senjas tapi senja..wekekeke