Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

batik dan penanda jogja

Wednesday 2 April 2008 - Filed under cerita bumijo + friends from heaven + isu indonesia

arif, teman kantor saya, melenggang dengan batik merah. sontak, seisi ruang redaksi berteriak menggodanya.

batik. batik. batik.

saya salah satu penyuka batik. senang rasanya plesiran ke mirota batik, dan mengagumi ratusan jenis batik yang ada di gerai itu. ujung-ujungnya, membungkus satu helai untuk dibawa pulang. rok. kemeja. celana. piyama. sprei. taplak. dan, masih banyak lagi. senang rasanya menghias rumah dengan beragam pernik yang ada batiknya.

laki-laki, siapapun itu, jika tertangkap basah oleh mata saya tengah mengenakan batik, selalu tampak bersahaja. orang jawa bilang merbawani.

saya jadi ingat, saya sempat mendandani ayah saya dengan batik yang ia pilih sendiri di mirota batik. dua kemeja lengan panjang dan lengan pendek. batik kehijauan berlengan panjang, dikenakannya saat hari terakhir menginjakkan kaki di rumah, saat peti terusung ke makam hingga tanah menimbunnya. 

ayah tampak berwibawa dengan batik. setumpuk kemeja batik masih ada di lemarinya. tidak. tidak. saya tidak ingin membagikannya pada orang lain. saya ingin menyimpannya. batik itu adalah ayah. ukuran M. lengan panjang, lengan pendek. di tahun terakhir beliau berulang tahun pada bulan februari, yani dan joko menghadiahinya kemeja batik lengan panjang. saat itu ayah bilang, “esti pulang tahun depan. tapi sepertinya sebentar lagi dia pulang juga …” dan sungguh. esti pulang ‘sebentar lagi’ pada bulan mei, saat ayah tutup usia.

ah, ayah. berharap, kelak ada laki-laki mengenakan batik bersanding di sebelah saya.

saya menghadiahi kemeja batik untuk frank, teman dari australia. senang melihatnya mengenakan batik saat kami berbincang di dunia maya. “saya kangen kamu, saya pakai ya!” katanya. teman yang baik. teman yang selalu menerbangkan saya pada kenangan di kuta.

saya membawa sekarung hadiah untuk teman-teman di jerman. tatakan gelas bermotif batik. rok batik. wayang kayu bercorak batik. dompet batik … banyak. banyak. serba batik. berharap, mereka menyukainya. batik, sangat indonesia! semoga, kado kecil itu masih tersimpan di nigeria, ghana, india, filipina, pakistan, uganda dan jerman.

beberapa waktu lalu saat mendengar nama sukardjo wilardjito, saya terkesiap. aih. tokoh supersemar itu masih hidup. saya menjumpainya pada tahun 2000, saat saya dan beberapa teman dari australia menyambanginya untuk membikin film dokumenter. kemarin, buru-buru, saya membungkuskan kemeja batik untuknya. “pak, saya femi. dulu kita pernah bertemu tahun 2000. delapan tahun lalu. ini ada kado kecil buat bapak. semoga berkenan.” bisik saya, persis di sebelah telinganya, pada saat hajatan supersemar di benteng vredeburg beberapa waktu lalu.

batik selalu menjadi buah tangan. seperti penanda. iya, penanda dari jogja. penanda dari indonesia.

konon, batik jogja sudah mulai dikenal sejak kerajaan Mataram ke-I. saat itu, Panembahan Senopati lah yang berkuasa.  awalnya, hanya keluarga kraton saja yang pakai batik. batik itu dibikin di lingkungan keluarga kraton dan dikerjakan oleh wanita-wanita pembantu ratu.

seperti merembes, batik kemudian tak hanya digunakan oleh keluarga kraton saja, tetapi menular pada istri dari abdi dalem kraton. karena kraton mendapat kunjungan dari rakyat dan rakyat tertarik pada pakaian-pakaian yang dipakai oleh keluarga kraton, maka rakyat mulai meniru batik kraton dan daerah pertama yang membikin batik adalah daerah plered. batik menjadi barang massal.

salah satunya, ya yang saya punya di rumah. dan bisa jadi, salah satunya yang dikenakan oleh arif.

Tagged: » »

2008-04-02  »  Femi Adi

Talkback x 6

  1. munggur
    2 April 2008 @ 4:00 pm

    saya juga suka pakai batik jeng femi… sekalian nguri2 budaya sendiri. maklum, priyantun jawi je…

    saya juga suka melihat perempuan memakai batik. seksi menurut saya. entah kulitnya coklat atau putih, perempuan yang berbatik membangkitkan selera tersendiri.

    apalagi kemben batik yang memperlihatkan pundak mulus, mengesankan punggung lurus gemulai dan kempol yang jauh dari bentuk pengemudi becak…

    jan marai mikir sing ora2… halah…

  2. ika
    3 April 2008 @ 6:29 am

    wah .. Fem, aku juga suka batik.

    pas adik iparku mau manten, kami berburu batik kembaran : aku, andre, dan bram. dapet batik di Batik Keris, lengen pendek, nyaman, warna cokelat kemerahan. Bram kalo pake batik keren deh .. ntar aku kasih liat fotonya ya .. hehehe ..

    BTW, waktu ke jogja aku lewat malioboro, baru sadar, ternyata saiki banyak toko batik di situ, ya .. baguslah! harusnya emang gitu aja ..

    batik emang oke, adem (yang bahannya katun). cuma kalo hem batik untuk cewek, bentuknya wanita sekali : blus, pake sekeng pinggang, lengen sampe siku. kenapa para juragan batik itu enggak bikin hem potongan cewek kayak The Executive ato Valino Donna yo? pasti aku tuku, tak nggo nang kantor. hehe ..

    yuk, berburu batik lagi ..

  3. Lina
    4 April 2008 @ 9:26 am

    Aku juga pencinta batik Fem…. sekarang aja lagi pake kain batik dililit jd rok. Komentar teman2 kantor?? “ahhh, akhirnya Lina bisa kelihatan feminin juga” :-D Jadi pengen berburu batik lagi hehe

  4. rizwan abadi
    29 May 2008 @ 3:32 pm

    jeng femi,
    gimana ya, saya mau bercerita panjang tentang kesukaan saya pada batik yang agak unik…tapi karena uniknya, rasanya malu jika harus menceritakan semuanya di sini.. harapan saya, mudah2an ada juga pengunjung blog jeng femi yg sama seleranya dengan saya sehingga bisa tukar menukar pengalaman…
    begini, sejak kecil fantasi saya tentang batik lebih berorientasi pada erotisme.. saya dibesarkan di desa di mana ibu2 dan gadis2 biasanya mandi di kali atau di pinggir sumur dg memakai batik yg dililitkan di dada.. singkatnya, hingga saya besar, perempuan paling kelihatan seksi dan erotis jika mengenakan sarung batik lusuh yg basah sehingga seluruh lekuk tubuhnya terekspose jelas… jauh lebih seksi daripada gadis2 modern yg mengenakan swimsuit.. anehnya, saya suka mengoleksi batik2 lusuh hingga bahkan setelah berkeluarga.. sumber koleksi saya macam2.. yg jelas koleksi2 tsb menjadi semacam fetisisme… menurut jeng femi ini gejala apa ya.. yg pasti saya juga mengidamkan di masa depan seluruh isi rumah saya dan dekorasinya dari batik, baik yg baru maupun yg lusuh…
    thanks ya… lain kali disambung… mohon maaf jika gak berkenan..

  5. Ningrum
    24 July 2008 @ 1:53 pm

    Hai pecinta batik….salam kenal….
    saya dan suami menyukai batik dan akhirnya udah 5 tahun ini kami menekuni usaha batik. kami produksi batik jogja asli tulis , cap dan printing,terutama mengembangkan motif2 asli batik jogja. motif jogja dimodifikasi beragam warna,identiknya batik jogja berwarna sogan….tapi kami buat berwarna2.saat ini kami sedang mengerjakan desain pesanan batik bengkulu, irian dan suku di kalimantan…., kami dapat mengerjakan batik sesuai pesanan, dan eksklusif dijamin tidak ada kembarannnya karen a dibuat satu2 baik warna dan motifnya.bagi yang tertarik dan berkenan akan kami kirimkan gambar2 batik produksi kami.harga bervariasi sesuai motif,warna dan kain bahan batiknya.Dengan senang hati kami akan buatkan batik seperti yang anda inginkan…dan jaminan gak ada kembarannya bener2 ekslusive hehe…salam…..HARUMI BATIK JOGJA Jl. Kadipaten kidul 63 Jogja. telp 0274-414185 HP o81802702616.

  6. astrid
    23 August 2008 @ 4:09 pm

    sebenarnya ada berapa jenis batik jogja yang ada, saya sedang dalam rangka membuat karya tulis sebagai syarat kelulusan saya di SMA, apakah bisa dibantu? trima kasih