Content

when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen

kapan ber in-line skate?

Sunday 6 July 2008 - Filed under friends from heaven + kegemaran

saya mendapatkannya dari sebuah supermarket di berlin, tahun lalu.

in-line skate. mirip sepatu roda dengan roda yang berbaris rapi dari depan ke belakang. sudah hampir sepuluh tahun saya menunda keinginan untuk belajar kembali in-line skate. setelah kecelakaan itu. iya, setelah kecelakaan itu.

sesungguhnya hanya tabrakan kecil. dan, tak meninggalkan rasa trauma. hanya saja, jika mengingat tiba-tiba pintu itu sudah tak berjarak satu sentimeter lagi dari wajah, rasanya saya tak ingin memainkannya lagi.

tapi, saya ingin belajar. pasti seru. maka, saya membungkus satu pasang in-line skate. hanya 10 euro saja. harganya cukup sedap ya?

sudah setahun sejak saya mengangkut sepatu beroda itu, sampai sekarang belum juga terjamah. arun, teman saya, justru yang lebih sering memasangkan pada kakinya. mencobanya berdiri, dan duduk lagi. tanpa mencoba mengayuhnya.

mungkin minggu depan. atau, mungkin minggu depannya lagi. saya akan memulainya. dengan keluarga anung.

belakangan baru saya ketahui, anung dan istrinya, erni, adalah skater. ah, sungguh, saya sangat beruntung.

Tagged: » »

2008-07-06  »  femi adi soempeno

Talkback

  1. Musafir Muda
    7 July 2008 @ 4:03 am

    fe, aku ndak pernah main sepatu-sepatu rodaan. apalagi in-line skate. kemarin saat liburan di jogja, jalan samping rumah, ada orang main sepatu roda. maklum jalanan sudah diaspal. aspalnya alus tenan. aspal ibukota kalah jauh. dusunku dilumeri aspal gara-gara jadi penghubung pusat gerabah kasongan. kecipratan berkat. dulu, jenis skate yg kukenal adalah potongan pangkal dahan blarak kelapa. di potong. ditunggangi. meluncur deh dari bukit sempu ke bawah….gubrak! nabrak pohon cemara.