tubuhnya kecil. kulitnya sudah mengeriput. tangannya tak lagi kekar. dia selalu mengenakan pakaian yang sama: celana hitam yang panjangnya tak lebih dari mata kaki, dan kemeja cokelat muda. sepeda yang digowesnya selalu sama: bmx yang sudah berkarat. ia selalu ada di trotoar di depan apt shangri-la saat jam pulang kerja mulai membanjiri jalanan dengan pengendara […]
Comments Off »
Read the rest
saya menyerah dengan trackball yang sudah sangat payah di blackberry bold generasi pertama yang saya pakai saat ini. hampir setiap hari saya harus menyekanya dengan minyak kayu putih, dan harus terus membawa minyak kayu putih kemanapun saya pergi. bukan untuk menghangatkan tubuh, tapi untuk membersihkan trackball yang sudah sangat payah. dan saya mendapatkan blackberry yang […]
Comments Off »
Read the rest
Saya lega tak ada dalam kerumunan itu. Iya, antrian blackberry dengan diskon 50 persen untuk 1000 pembeli pertama. Saya baca di sejumlah media online, promo agresif itu diserbu konsumen yang jumlahnya amit-amit banyaknya, melebihi dari yang disangkakan. Ada yang patah tulang. Ada yang pingsan. Waduh. Saya nyaris ada dalam kerumunan itu. Saya lebih menyukai kerumunan […]
Comments Off »
Read the rest
mulutnya memang menggelikan. selalu menggelikan. saya meyukai spontanitasnya. malam itu kami bertiga, memutuskan untuk kongko satu-dua jam di supermarket yang buka 24 jam. asik. ada makanan fresh yang dimasak oleh koki. pasta. pizza. nasi goreng. mie goreng. selebihnya, ada buah dan sayur segar dengan disajikan ala salad. selebihnya, ada bir yang dengan mudahnya diangkut tanpa […]
Comments Off »
Read the rest