padang mengantarkan saya pada sebuah kejujuran. kali ini tentang hati. tentang sebuah mimpi. tentang sebuah ketidakberdayaan. saya jadi ingat dengan empat stiker yang saya tempelkan pada tas sepeda lipat di bagasi saya: fragile. mudah pecah. nyatanya, hati saya tak sekokoh baja. dengan mudahnya, lumer seperti cokelat yang dipanggang di bawah bola raksasa. sosok laki-laki yang saya kenal ini sungguh […]
1 comment »
Read the rest
Tuhan, terima kasih. tahun 2007 sungguh meninggalkan kubangan yang bekasnya sangat berarti buat saya. iya, tahun ini Dia membikinkan banyak kubangan kebahagiaan buat saya. tahun ini dibuka dengan munculnya buku yang saya bikin bersama kunto. ini bukan debut pertama membikin buku. sejumlah buku lainnya, melambai pelan pada buku yang ini: mengucapkan selamat datang pada buku […]
3 comments »
Read the rest
sejak kemarin jakarta basah. hati saya juga basah. bukan, bukan. saya tak sedang sedih. sebaliknya, saya sedang bergembira. tak bisa manyun, kecuali sedang serius merampungkan tulisan sebelum deadline tiba. tak bisa mrengut, kecuali saat tali putih pucat sleeping bag terlilit di roda kursi di kubikel ini. tak bisa mengerenyitkan dahi, kecuali saat mengetahui narasumber sudah kabur […]
3 comments »
Read the rest
matahari sudah tepat diatas kepala saat gerobak gagah yang saya tunggangi turun dari lembang. sudah jam 11.30 siang. jalanan mulus membikin gerobak ini menggelinding sangat cepat. kelokan tajam dilibas. sempurna. artinya, janjian dengan pak asep, si empunya serabi enhaii di bilangan setiabudi, bakal terpenuhi on time. catatan, pulpen, tape recorder. sementara, sejumlah pertanyaan sudah paten […]
5 comments »
Read the rest