“nama saya ompong,” katanya. ya, ya. saya berbincang dengannya, cukup lama, ia adalah penjual buku di perempatan senen; persisnya di perempatan kwitang. ia menjajakan buku sintong panjaitan dan juga buku prabowo. rasa penasaran menggiring saya untuk berkeliling di kawasan jakarta pusat, bersama mas arif, ojek langganan saya. dan saya menemukannya. seorang pemuda berusia tanggung, mengusung […]
1 comment »
Read the rest
saya dan arun duduk terdiam. dan terdiam. kami asik dengan pikiran kami sendiri. merampungkan urusan perasaan kami masing-masing. membiasakan penglihatan dengan perempuan-perempuan muda yang tengah menjejakkan flat shoes di karpet empuk XXI. mengisi kuisioner mengenai media untuk anak kuliahan. membayangkan sepaket brondong jagung untuk menonton angels and demons nanti. sampai mata kami menumbuk perempuan yang […]
1 comment »
Read the rest
saya jarang menemukan kesan usai pulang dari festival kuliner jogja, kapanpun itu. saya juga tak pernah memutahkan cerita yag berapi-api tentang makanan yang saya asup di sana. biasa saja. tahun kemarin, dan tahun ini kok ya sepertinya tak mengesankan, flat like a pancake! sangat berbeda dengan festival jajanan bango di jakarta, yang tahun ini digelar […]
1 comment »
Read the rest
undangan itu datang begitu tiba-tiba. acara bersepeda ke cibubur dengan abang. menyenangkan bukan? bukan hanya karena saya lama tak bersepeda, atau karena saya hampir tak pernah keluar dari segitiga emas di jakarta untuk acara bersepeda, tetapi karena saya rindu dengan hangatnya obrolan bersama abang. sudah lebih dari lima bulan, saya tak menjumpainya. ah, lama. lama. […]
4 comments »
Read the rest