Content
when writing the story of your life, don't let anyone else hold the pen
Tuesday 10 April 2012
-
Filed under
cerita cidodol residence + kuliner
pilihan menu sarapan pagi saya semakin banyak.
kali ini, saya mengimbuhkan granola dan susu dingin; meniru esti, kakak saya. awalnya saya tak begitu suka biji-bijian dengan susu dingin, atau plain yoghurt. tapi, saya lumayan bosan dengan nasi merah, atau tahu oblok, atau roti tawar, untuk sarapan saya.
saya mencobanya; dan rasanya tak terlalu buruk.
esti menyantapnya dengan plain yoghurt. tapi saya lebih menyukai susu dingin.
ujung-ujungnya, saya juga menjadikannya sebagai cemilan saat mulut ini ingin mengunyah. ah, menarik juga mengudap biji-bijian kaya serat ini.
selamat datang di kehidupan femi, granola!
Comments Off ::
Share or discuss
::
2012-04-10 ::
Femi Adi
Wednesday 4 April 2012
-
Filed under
cerita bumijo + kegemaran
esti menghadiahi saya maxim happy cook, flip n cook.
ah, akhirnya saya memilikinya setelah saya mengitari giant, lotte mart, sogo, hero, dan tak mendapatinya!
yah, saat ini sih di lotte juga sudah ada; hanya saja saya sudah kehilangan napsu untuk berburu alat masak yang konon serba bisa itu.
esti membungkuskan satu maxim buat saya. yeah, tentu saja saya tidak menolaknya!
thanks esti.
saya siap masak pad thai gai, martabak manis dan bikin roti canai. ada yang mau?
Comments Off ::
Share or discuss
::
2012-04-04 ::
Femi Adi
Monday 5 March 2012
-
Filed under
cerita bumijo + cerita cidodol residence
angka itu membuat sepasang kaki ini berhenti melangkah.
dua komparasi angka yang tak asing bagi saya, meski deretan angka itu terbilang baru bagi saya. 140 dan 251.
saya ingat betul bagaimana dulu saya ‘gembira’ mengantarkan ibu ke panti rapih. cek urine dan darah pagi sebelum makan pagi, lalu ibu akan mengajak saya makan di kantin rumah sakit dengan menu makanan pilihan yang saya boleh memilih apapun yang ada disana, lalu menunggu untuk ambil urine kembali dua jam setelah makan. saya tak pernah menggerutu menemani ibu berlama-lama di rumah sakit. sederhana saja, karena saya tak mengerti apa penyakit ibu yang sesungguhnya, yang itu memengaruhi lifestyle seumur hidupnya.
ibu sakit diabetes.
perlahan, saya mengerti mengapa ibu tidak selalu ikut makan bersama kami; ayah, esti dan saya. kadang, ibu hanya makan sesendok nasi putih, dengan lauk dalam porsi wajar. sayur bayam, sayur kesukaan saya, tak pernah dimasaknya dengan gula. selalu hanya brambang-salam saja bumbunya. ibu tak pernah minum manis, selalu tawar. waktu itu, ibu hanya sesekali saja membeli tropicana-slim, atau semacamnya. duitnya lebih banyak digunakan untuk mengongkosi sekolah dua anaknya.
pil putih kecil, berbentuk tablet.
saya selalu ingat obat ibu itu. ibu sering meletakkan obat-obatnya di wadah plastik persegi, di atas lemari. kadang diletakkannya obat itu di dalam lemari di kamarnya. harga obat itu tak murah, sementara ibu harus mengasupnya seumur hidupnya. strategi yang dilakukan ibu adalah mengkonsumsinya separo dari dosis yang diberikan, supaya lebih awet, supaya tahan lebih lama hingga jatah waktu membeli obat kembali.
140 dan 251. itu angka yang saya peroleh usai cek urine dan darah kali ini.
Comments Off ::
Share or discuss
::
2012-03-05 ::
Femi Adi
Sunday 4 March 2012
-
Filed under
cerita cidodol residence + isu indonesia
perjalanan bersepeda on road tempo hari mengingatkan saya untuk membungkus sepatu asik yang bisa saya gunakan untuk bersepeda di jalur on road.
sepatu boogie saya enak digunakan sepedahan untuk area off-road. sementara, sepatu camper saya enak dipakai untuk jalan dan aktivitas liputan yang ringan. sepatu sandal columbia saya rusak. tepatnya, ada tali yang putus, yang bisa diperbaiki dan digunakan kembali.
lelaki dengan pelukan yang hangat itu mengantarkan saya pada toko mungil nan sesak di ITC ambasador. disana sepatu geox, adidas, camper dan sejumlah sepatu asik lain menderet. coba ini dan itu, saya mendapatkan geox dengan harga asik, 275,000 rupiah. not bad, jika dibandingkan dengan sepatu sepeda sungguhan, atau geox di toko di pusat perbelanjaan, harganya bisa dua hingga tiga atau empat kali lipat lebih tinggi.
saya senang bisa mendapatkan sepatu yang enak dipakai, dengan harga yang lebih terjangkau. *terimakasih toko murah*
kemarin, saya melihat ada sepatu beludru tods dijual di ITC permata hijau. yah, saya pernah melihat sepatu itu di toko aslinya. harganya membuat saya enggan membelinya. di ITC itu pun harganya masih terbilang ‘mahal’ untuk saya: 700,000 rupiah. warna merahnya menggoda. sungguh. tapi tetap saja, saya tak membelinya.
sepatu-sepatu di rak saya sudah kelihatan semuanya: flat shoes, light shoes, and the price is affordable. kalaupun ada yang agak bitchy, wedges dan high heels, bisa dihitung dengan jari penggunaannya dalam setahun.
tak hentinya saya bersyukur untuk kenyamanan kaki ini, dan juga kenyamanan dompet. hehehehe …
Comments Off ::
Share or discuss
::
2012-03-04 ::
Femi Adi