saya pergi kerumahnya pagi tadi. iya. bagus sekali, dan tambah bagus malah. saya menyempatkan diri menyambangi dia karena saya butuh mengucapkan terima kasih untuk semuanya yang sudah dia beri buat saya. pelangi di sore hari yang saya petik dari pucuk bell-tower. gerimis di musim panas yang membasahi raincoat izod saya. perjumpaan dengan kawan-kawan lama. naik kereta ke […]
Comments Off »
Read the rest
pak, rumah kosong dan sangat sepi tanpa bapak. tanaman tetap hidup dan bunga tetap mengembang, tapi sepertinya tak sesegar dulu. jam dinding malas-malasan berdentang. saya tahu, Tuhan sudah memberi rumah yang lebih indah buat bapak, tanaman yang lebih segar dengan warna kelopak yang lebih indah, dan jam yang lebih rajin berdentang. Tuhan sudah memberi kehidupan […]
Comments Off »
Read the rest
saya memanggil ayah saya dengan beragam panggilan. kadang ayah. kadang bapak. kadang babe, atau lebih sering saya singkat dengan sebutan be saja. kadang daddy, atau dad. bagi ayah saya, beragam panggilan itu tak membuatnya risih. yang penting, saya tak sekadar mencolek atau njawil untuk membicarakan sesuatu. dan, saya masih menghargainya sebagai orang tua yang saya […]
Comments Off »
Read the rest
saya membawa dua karung bunga mawar merah dan putih. bunga itu untuk ayah dan ibu saya. salib yang terangkai dari mawar putih sudah saya ronce di tanah. di sekitarnya, saya tata merahnya mawar membentuk persegi, menutup sebagian besar permukaan tanah milik ayah. diatasnya saya taburkan melati dan kenanga. tidak, tidak, tak ada kanthil. hanya mawar, […]
Comments Off »
Read the rest