saya sedih. mbak menur, di nakamura jogja, pindah solo. padahal, hanya dia yang bisa menyentuh punggung saya dengan begitu nyamannya. masa harus ke nakamura solo sih untuk mendapatkan pijitan enaknya??? humh …
Comments Off » Read the rest
saya sedih. mbak menur, di nakamura jogja, pindah solo. padahal, hanya dia yang bisa menyentuh punggung saya dengan begitu nyamannya. masa harus ke nakamura solo sih untuk mendapatkan pijitan enaknya??? humh …
Comments Off » Read the rest
Esti, kakak saya, membincang sendiri. “Bagaimana rasanya nanti malam mas yatno dan didit pulang; dan engga ada mbak wiwik disini,” katanya. Mbak wiwik, kakak saya, meninggal dalam tidurnya, pagi tadi. Tanpa pesan. Tanpa peringatan. Tanpa ucapan selamat tinggal. Lantas, bagaimana rasanya jika nanti malam mas yatno dan didit pulang, dan engga ada mbak wiwik disini? […]
Comments Off » Read the rest
Saya tidak pernah berbincang dengannya seumur hidup saya. Dan saya justru selalu menghindarinya. Ya, saya selalu menghindarinya. Hingga esti, kakak saya, berbincang dengan salah satu kerabatnya –yang entah siapa namanya. “saya adiknya …” kata esti, menjawab apa yang ditanyakannya. Kebingungan membersit. Kami memang nyaris tidak pernah menguarkan identitas kami pada mereka, mereka, mereka dan mereka. […]
Comments Off » Read the rest
Selalu ada yang menggelikan, kendati itu dalam suasana yang sedang engga enak; saat kematian mbak wiwik, kakak saya. Salah satunya, saat kami menata tubuh mbak wiwik. Meja besar harus diangkut keluar dan digantikan dengan yang tandu untuk memudahkan pengangkatan ke dalam ambulance. Tubuh kakak saya sudah diangkut. Meja besar sudah dikeluarkan. Keranda dijejerkan di sebelahnya. […]
Comments Off » Read the rest