pagi tadi, pintu rumah saya diketok orang. saya masih acak-acakan. masih membalut tubuh dengan selimut, keluar membuka pintu. beberapa waktu lamanya saya membiarkannya mengetok, rupanya tetep keukeuh mengetok. tetangga saya, rupanya. “saya mau pinjam halaman untuk taman, sabtu ini,” katanya. saya yang masih setengah tidur, kebingungan dibuatnya. setelah kalimatnya makin jelas, barulah saya mengerti. sabtu […]
Comments Off »
Read the rest
tukang jual ayam: ayam… ayam saya: ayam, minta 12 potong, dan ati ampela 3 potong tetangga: ayaaam … ayaaam … tukang jual ayam: ayam, bu haji tetanga: ada kepala? tukang jual ayam: ada, tinggal dua kepala tetangga: ayamnya, kepalanya ada? tukang jual ayam: ada, tapi cuma nyisa dua. yang lain sudah pesanan, bu haji tetangga: […]
Comments Off »
Read the rest
“sudah berapa lama kita engga hidup bersama? sejak kamu bekerja di jakarta?” tanya esti, kakak saya. 2003. sejak tahun itu kami tidak hidup bersama. setahun setelah saya meninggalkan rumah bumijo untuk mengunduh cerita di jakarta, gantian esti yang meningalkan jogja, meronce cerita di chicago. dan kami tidak tumbuh bersama selama itu. kami tidak tahu bagaimana […]
Comments Off »
Read the rest
esti, kakak saya sudah resmi menjadi penghuni cidodol residence. kami mengusung belasan containers beragam ukuran, kulkas, meja makan, dan rak buku. dua kali angkut dari taman palem ke cidodol residence, kami menghabiskan seharian. setelah melakukan adjustment di sana-sini, jadilah rumah mungil saya menjadi hunian yang tetap nyaman meski dihuni berdua dengan perabot yang pada awalnya […]
Comments Off »
Read the rest