sebenarnya bukan hanya girls saja kok. tetapi juga ada boys-nya. awalnya adalah acara makan malam bersama. dengan rizki, zaki, ayu. lantas, muncul lagi perempuan berwajah bule tapi enggak setinggi bule. :p namanya sri. lalu, ketambahan lagi, dua laki-laki yang kalem dan yang ceriwis. jamie dan … duh, siapa ya. jadilah makan malam di resto ala […]
Comments Off »
Read the rest
ya, saya bisa memahami mengapa media konvensional harus berbenah, harus kawin, tanpa meninggalkan medianya sendiri. merger. tidak mudah untuk kawin; mengawinkan beragam kultur, pengalaman, aktivitas, tugas, power, kebiasaan dan juga kegiatan sehari-hari. dan saya mengupingnya dari bos dw edisi bahasa inggris, kristin zeier. dia membeberkan acara perkawinan redaksi online dan radio. bukan hanya penolakan dan […]
Comments Off »
Read the rest
saya selalu sebal dengan diri sendiri yang sering lupa. dan siang ini saya harus ngutang teman untuk makan siang lantaran saya lupa dimana meletakkan kartu sakti saya. padahal, kartu sakti itu untuk banyak hal. untuk mengintipnya. untuk mendapatkan senyum hangatnya dan untuk tetap membuat semua harta karun saya utuh. bukan, bukan, ini bukan perkara laki-laki. […]
Comments Off »
Read the rest
sudhaus menjadi pilihan kami. pub lokal yang juga memasakkan makanan lokal yang sangat jerman. duh … ya, setidaknya begitu promosi sebagian pedoman makan-makan di buku maupun internet, sekaligus rujukan orang-orang lokal. wah, kuat bener. sudah pasti makanannya enak. tapi sesungguhnya bukan makanannya. meski kafe-resto-pub ini kerap disebut sebagai typical-local-pub, tapi kali ini adalah reriungan kecil […]
Comments Off »
Read the rest