saya kangen dengannya. iya, saya sangat kangen dengannya. hampir setahun kami tak berjumpa. kedatangannya terakhir, saat menjemput ayah dalam peti cokelatnya, 31 mei silam. masih jelas di telinga saya, saat dia bilang sambil menangis dari kejauhan. “fem, tolong … tolong tunggu aku. bapak jangan dimakamkan dulu, tolong fem, tolong tunggu aku …” sedih bila mengingatnya. betapa dia […]
Content
Tagged: esti
“saya hanya ingin menjadi pensil,” kata saya pada diri sendiri, pagi tadi. saya menemukan sebuah cerita yang menggetarkan hati (cailah … lambemu fem, pake istilah ‘menggetarkan hati’) eits, tetapi bener kok. cerita ini membuat saya menutup kumpulan cerita itu, dan membacanya ulang. ceritanya begini. pembuat pensil menyampaikan pesan kepada pensil sesaat sebelum memasukkannya ke dalam […]
Namanya esti. Dia kakak saya. Dulu, ibu saya paling sering memarahi esti karena dia nggak pernah absen bikin saya ‘ngak-ngek’ alias nangis. Lha memang dia itu bandel, kurang ajar, badung, nakal dan sejenisnya gitu. Secara dia itu kakak gue, mesti ya yaaaa … Mengayomi adiknya gitu. Nyatanya, ya begitu itu, paling seneng kalo adiknya ngak-ngek. […]
Tabungan rindu untuk ayah dan ibu sudah penuh. Satu. Dua. Dan … sepertinya tiga. Iya, hampir tiga minggu ini saya belum menjenguk mereka. Membasuh kaki ibu dan ayah dengan lap dengan air hangat dan sabun wangi. Memerciki badan mereka dengan asap wewangian yang keluar dari dupa panjang. Meletakkan seikat kembang aster atau mawar persis di […]