2007-04-24 ::
femi adi soempeno //
ragam cuatan
harga kehidupan
berapa sih harga sebuah kehidupan? saya mencoba menakarnya. mungkin Rp 2000, seharga sebotol air mineral yang saya bungkus di setiap perjalanan saya di kereta api saban minggu. air mineral itu mengasup rasa haus yang berkepanjangan dalam perjalanan sepanjang hampir 12 jam. nyess … gerah dan rasa kering di tenggorokan akan luruh. mungkin Rp 6000, seharga […]
Comments Off »
Read the rest
2007-04-04 ::
femi adi soempeno //
cerita bumijo
menjadi pensil
“saya hanya ingin menjadi pensil,” kata saya pada diri sendiri, pagi tadi. saya menemukan sebuah cerita yang menggetarkan hati (cailah … lambemu fem, pake istilah ‘menggetarkan hati’) eits, tetapi bener kok. cerita ini membuat saya menutup kumpulan cerita itu, dan membacanya ulang. ceritanya begini. pembuat pensil menyampaikan pesan kepada pensil sesaat sebelum memasukkannya ke dalam […]
5 comments »
Read the rest
2007 Menjelang pergantian tahun, perasaan saya selalu seperti ini. Carut-marut. Seperti yang sudah-sudah, saya selalu merevisi cetak biru hidup saya. dus, saya bisa merencanakan apa yang harus saya lakukan tahun depan. tak muluk-muluk kok. Belakangan, saya mulai merasai hidup yang sangat berharga dan sangat pendek ini. apalagi, tahun ini saya mendapat pukulan telak dari si […]
2 comments »
Read the rest
tahun 2006 menjadi tahun yang penting buat saya. bukan hanya lantaran ayah pergi meninggalkan si bungsu, perjumpaan dengan beberapa teman baru, dan energi yang mulai teralisasikan untuk menulisi halaman putih ini, tetapi juga musim merah jambu yang sempat sebentar mengelopak di ujung tahun. nah, ini rangkumannya. rangkuman januari bulan januari adalah bulan penuh cinta. yani, […]
Comments Off »
Read the rest