saya membungkus benang, jarum, gunting, kapur, meteran dan tali dari ‘toko konpeksi pare-pare’, tak jauh dari hunian saya. toko itu disesaki dengan gantungan benang, tali, spare part mesin jahit, dan masih banyak lagi. di lingkungan saya memang banyak konveksi, eh, konpeksi. toko itu juga acapkali saya lihat jamak disambangi orang-orang yang beli perkakas dalam jumlah […]
Comments Off »
Read the rest
ini bukanlah upaya ekstra. tetapi sebuah kewajiban. ya, saya dan esti, kakak saya, menyambangi rumah ayah dan ibu. untuk menaklikkan doa. mengucap syukur. memohon ampun. pekarangan dengan tumpukan dedaunan kering. dinding yang melumut. aih, ini rupanya rupa rumah mereka setelah tak kami sambangi lebih dari sebulan. “ini bener-bener nyadran …” seloroh esti. bukan hanya bunga […]
Comments Off »
Read the rest
begitu kami saling memanggil: ibo dan tongkang. saya selalu terbahak bila mendapati teleponnya. tanpa hallo, tanpa hai, tanpa femiiiiiiiii. yang ada adalah suara dari seberang yang berteriak dengan tanpa tanda koma: “ibo, ibo, ibo, ibo … ” saya menggelak. sial. lidah dan bibir saya kelu, seolah tak bisa spontan menyebut: “tongkaaaang … ” speechles, saya […]
Comments Off »
Read the rest
saya kangen dengan suara kereta. saya kangen dengan peluit petugas PPKA yang bertopi merah. saya kangen dengan jajanan pecel kembang kecombrang yang jamak saya asup di kereta tahun-tahun yang lalu. kepulangan ke jogja, kini menjadi hal yang sangat mewah. ya, m-e-w-a-h. kini, tak selalu bisa melegakan punggung di kasur empuk semalaman dengan sangat nyenyak. kini, […]
Comments Off »
Read the rest