ah, bahkan saya tak ingin menuliskannya saking cuapeknya setengah mati. “kamu pulang lewat jalan darat naik mobil? bisa-bisa kamu sampai jakarta hari minggu!” seloroh esti, kakak saya. sialan ah. semoga itu bukan kutukan, kata saya dalam hati. tapi memang begitu adanya. entah kutukan, entah kebetulan. perjalanan dimulai jumat malam hari, saat bimo, ampu dan bram […]
2 comments »
Read the rest
langkah saya terpaku di pelataran makam keluarga besar. saya terdiam. pemandangan didepan mata sungguh membikin saya mendadak sedih. olala. tidak ada bunga di satu kijing pun. tidak di kijing simbah putri dan kakung, juga simbah buyut putri dan kakung. apalagi di makam ayah dan ibu saya. tidak ada. sementara, daun bambu yang mengering, berjatuhan dan […]
2 comments »
Read the rest
semawis: solidaritas masyarakat tionghoa untuk pariwisata. kecintaan terhadap makanan, tak urung mengusung saya ke lokasi ini. ya, nama semawis dikenalkan pertama kali oleh muraya, teman kakak saya. saat itu, ceritanya tak begitu mengejutkan. “pokoknya disana banyak yang jual makanan deh … kamu pasti suka,” tukasnya. meski tak begitu membuat saya terkejut dan ngiler seketika, toh […]
1 comment »
Read the rest
ini adalah lebaran pertama tanpa ayah, ibu dan kakak saya. lebaran kali ini terasa beda banget. lihat, tak ada aura lebaran di rumah. soalnya, saya sendirian. padahal saya sudah beli mete sekilo, kacang bali, good time cookies. mbak wiek juga sudah membungkuskan kacang dieng dan kripik paru buat saya. selebihnya … besok saya akan bikin […]
2 comments »
Read the rest