terdiam, kami duduk berdua. dan anyep. tak banyak yang bisa kami urai selain ke-diam-an dan ke-anyep-an yang membikin hati kami meranggas. dan yang membikin kami terlihat ‘hidup’ adalah tumpukan pekerjaan, sapa hangat teman-teman, dan juga ritme kehidupan. pagi menuju malam, malam menuju pagi. dan kami kian menjarak. lagi, lagi, lagi dan lagi. saya hanya bisa […]
Comments Off »
Read the rest
maafkan saya. ya, maafkan saya. sudah terlalu nyinyir dengan permintaan menelpon ke nomer yang biasa ditelepon. sudah terlalu emosi lantaran lama tak dapat kabar. sudah terlalu menumpuk energi negatif. saya tak bisa menutupi ini semua. kekesalan, kejengkelan, rasa sedih, dan rindu yang amat sangat. celakanya, kabar tak juga datang menghampiri. yang ada hanyalah adanya permintaan […]
Comments Off »
Read the rest
siang tadi, saya membungkus sepasang gantungan kunci kayu dengan tulisan yang sangat simpel: a key to my life. usai membayarnya, saya memasangkan satu dari dua gantungan kunci itu pada gepokan kunci-kunci saya. gepokan kunci itu selalu mengingatkan saya pada bruder anjar, kepala asrama di van lith, lebih dari satu dekade silam. gepokan kunci itu bukan […]
Comments Off »
Read the rest
saya mendengarnya lagi di pagi ini, pagi ketika semua orang sibuk berhari raya; kecuali saya. ya, telepon cinta itu datang lagi dari lelaki dengan pjamas kotak-kotak merah. “halo? duuh … masih tidur ya?” sapanya setelah mendengar suara serak pagi saya. sontak, tubuh lunglai dan malas saya langsung menegak. saya bangun, dan duduk. kami berbincang seperti […]
Comments Off »
Read the rest