pertanyaan itu sungguh menohok saya. duh. seorang kerabat datang. menyambangi saya usai srengenge tenggelam. kami sebentar berbincang, tak banyak, hanya soal gadget. pun, saya tak mengenalnya dengan begitu baik. tapi dia juga bertanya soal bagaimana saya hidup. padanya saya beberkan keluarga yang nyaris nihil. teman-teman yang mengerubung. juga, kehidupan yang menyenangkan yang saya gudangkan. dia […]
Comments Off »
Read the rest
Saya bersyukur memiliki saudara hanya satu, esti. Berkaca pada keluarga besar ibu, saya sering ngeri membayangkan memiliki keluarga besar. Banyak anak banyak rejeki; tapi pasti banyak masalah dan banyak iri-dengki juga. Tidak, tidak. Saya tak ingin mencuil keriangan hidup untuk hal-hal demikian. Dan salah satunya adalah kisah tentang ‘digendong dan didulang’. Tentang om saya. Tentang […]
Comments Off »
Read the rest
Kami tak bertemu lamaaa sekali. Mungkin setahun; bahkan lebih. Ya, saya dan om saya; adik ibu nomer … Mmm … Nomer berapa ya? Belokan ke rumah nenek (likban) langsung mengunci mata saya. Bukan om joko, om yanto atau bahkan tetangga sebelah. Tetapi om juni. Ya, om juni. Kurus. Ini adalah pertemuan kedua saya dengannya; setelah […]
Comments Off »
Read the rest
Saya tak pernah mengharapkan satu sen pun dari warisan keluarga. Keluarga ayah, keluarga ibu. Dan selalu, muara dari warisan yang menggelitik itu bukan berasal dari saya. Hingga suatu hari likban, nenek saya, membeberkan hitungan om saya, bahwa bagi warisan tanah milik nenek hanya untuk 11 anak. Ya, ibu saya, tak lagi mendapat jatah cuilan tanah […]
Comments Off »
Read the rest