Esti, kakak saya, membincang sendiri. “Bagaimana rasanya nanti malam mas yatno dan didit pulang; dan engga ada mbak wiwik disini,” katanya. Mbak wiwik, kakak saya, meninggal dalam tidurnya, pagi tadi. Tanpa pesan. Tanpa peringatan. Tanpa ucapan selamat tinggal. Lantas, bagaimana rasanya jika nanti malam mas yatno dan didit pulang, dan engga ada mbak wiwik disini? […]
Comments Off »
Read the rest
Saya tidak pernah berbincang dengannya seumur hidup saya. Dan saya justru selalu menghindarinya. Ya, saya selalu menghindarinya. Hingga esti, kakak saya, berbincang dengan salah satu kerabatnya –yang entah siapa namanya. “saya adiknya …” kata esti, menjawab apa yang ditanyakannya. Kebingungan membersit. Kami memang nyaris tidak pernah menguarkan identitas kami pada mereka, mereka, mereka dan mereka. […]
Comments Off »
Read the rest
Mas yatno dan didit, mbak wiwik tidak pergi, tetapi pulang. Begitu saya membubuhkan tulisan tangan pada cuilan kertas untuk didit dan mas nano, keponakan dan kakak ipar saya. Ya, mbak wiwik, kakak saya, meninggal. Berbeda dengan kelahiran yang dinanti-nanti, kematian justru sebaliknya. Kematian acapkali menjadi ruang yang mengerikan untuk dibincangkan. Kematian sering menjadi tudingan ‘ketakutan’ […]
Comments Off »
Read the rest
tempat ini seperti surga di dunia. eeh, saya sih belum pernah mengintip surga yang tidak ada di dunia. tetapi mencuri dengar tentang keindahannya, bisa jadi sama dengan yang ada di sini. eloprogo. ini adalah rumah seni milik seniman Soni Santoso. patung batu di bagian depan menjadi penanda pintu masuk ke kawasan seluah satu hektar ini. […]
3 comments »
Read the rest