“kata nyokap gue, harganya Rp 80 ribu sekilo!” kata tri, teman kantor yang juragan mete. mede. mete. cashew nuts. saya suka mete. camilan ini terbilang ‘mewah’ saat lebaran tiba. tapi, ini menjadi panganan super murah saat saya bertandang ke Berlin, tempo hari. asem tenan. hingga saya menyempatkan membeli beberapa mete untuk camilan di waktu senggang. […]
Content
Tagged: makan
stadtklause. saya menyukainya sejak karin birk mengajak saya dan beberapa kolega lain menyambanginya untuk makan siang. stadtklause. letaknya tersembunyi, bukan di pinggiran jalan besar. tetapi desain luarnya sungguh menggoda dan membikin saya selalu ingin kembali ke sini lagi. pasalnya, stadtklause selalu membikin makanan yang jerman banget! masuk ke dalam stadtklause, agak gelap. tapi yah … […]
Comments Off » Read the rest
Pete. Petai. Saya tidak suka pete. Tapi Tiwi dan mas Julius suka. Esti, ibu dan ayah juga suka pete. Saya tidak suka pete. Hummm … Ruangan tengah yang setengah terbuka itu ingar-bingar oleh tawa Maya, Tiwi dan celoteh katro Lisa. Juga, suara mas Amir. Pras dan mas Islah tidak kelihatan. Sedangkan mas Julius menebar senyum […]
bagaimana ya menuliskan kimley? kimlay? kimley? kim-lei? kimlei? kim-ley? chim-lai? sebodo ah, tapi saya setiap hari membungkus seporsi capcay bikinannya. pesanannya selalu sama: capcay kimley, tanpa micin dan tanpa nasi. banderolnya Rp 6000. sesudahnya, OB membungkuskan dari warung kimley di bilangan rawabelong. isinya standar, sawi putih, hijau, udang, cumi, baso, wortel dan kembang kol. “jangan […]
Comments Off » Read the rest