Bentuknya masih sama. Sepotong hati ini tak pernah tergerus. Sedikitpun. Masih utuh, dan sama. Rindu yang melumut makin membuatnya tebal. Dan makin tebal dengan gelak yang kamu jumput di siang hari; mengiris waktu istirahat siang, menambal rindu. Jarum jam yang bergerak ke arah kanan dan penanggalan yang tak kenal kerjasama, pun tak mengikis bentuknya. Bentuknya […]
Comments Off »
Read the rest
saya geleng-geleng kepala membacanya. selarik pesan cinta datang melalui blackberry saya. pesan cinta dari lelaki dengan pjamas kotak-kotak merah. aarggh! berantakan sekali bahasa indonesia yang dipakainya. dalam perbincangan dengannya, ia bahkan melalaikan makna dalam sebuah kata. alih-alih bahasa tutur; torehan papan kunci untuk surat elektronik yang dikirimkan pada saya pun awut-awutan. duh. cepat pulang, nanti […]
Comments Off »
Read the rest
Saya masih berkemas saat blackberry saya mendenting pelan. Ya, itu bunyi surat elektronik yang diantarkan oleh pak pos blackberry. Ow, surat cinta dari si dia. Hanya sepenggal saja tulisannya: “Kangen” Ah, dia memang begitu. Miskin kata. Miskin kalimat. Miskin ekspresi. Ungkapannya adem di layar mini ini. Sialan. Tapi, ya itulah dia. Lelaki dengan pjamas kotak-kotak […]
Comments Off »
Read the rest
entah, berapa kali saya memutar video pendek mengenai detik-detik runtuhnya hotel ambacang, rabu pekan lalu. sementara, di sudut dinding ruang mungil di rumah sewa saya, tergantung tag yang tahun lalu tertempel dengan gagahnya di tas sepeda lipat saya. yaitu tag ambacang, kamar 331, bersama dengan tag pesawat garuda —untuk sepeda saya— yang saya tumpangi dari […]
Comments Off »
Read the rest