sudah sejak seminggu yang lalu saya mendaftar di rumah sakit pantirapih. saya memeriksakan tangan saya pada dokter syaraf. sakit sekali. masih sakit. pergelangan tangan kanan, persis di urat sebelah pojok. ini masih rentetan kesakitan akibat ditabrak orang, april lalu. “fisioterapi ya …” kata dokter joko. ah. apa pula ini. panjang sekali mejanya. ditabrak, rontgen, urut, […]
Content
Tagged: rumah sakit
gemuruh di pagi itu, 27 mei 2006
+ be, femi pulang ya – ya, pulang aja … Saya bergegas memberesi lemari, meja dan mengangkut beberapa pakaian kotor untuk dibawa pulang ke rumah. Sampah-sampah mulai dari tissue bekas hingga remah-remah makanan, saya masukkan dalam tas kresek hitam bergaris abu-abu. Tak lama, saya mencemplungkan plastik itu ke dalam kotak sampah. Saya lihat, ayah masih […]
Comments Off » Read the rest
sore kemarin, saya sempat cemas. soalnya, ayah merasa jantungnya berdegup lebih kencang ketimbang biasanya. catatan terakhir menunjukkan, tensi ayah 150-70. suster bilang, yang atas terlalu tinggi. tapi rasa panik saya belum hilang. sontak rasa kantuk yang mampir beberapa menit sebelumnya, hilang. saya masih terus bertanya pada suster yang datang lagi untuk memasang termometer di ketiak […]
Comments Off » Read the rest
adakah yang lebih mengerikan ketimbang rumah sakit? tabung oksigen biru dengan gelembung kecil. infus dan pipa panjang yang menusuk tangan. tempat tidur putih beroda. sprei dan bantal yang serba putih. bau karbol lantai yang menyengat. suara roda tempat tidur yang memecah hening. tangis duka dari kamar jenazah. jeritan nyeri dari UGD. wajah tenang memasuki ruang […]
Comments Off » Read the rest