Saya sungguh bersyukur, ada mbak jum, tetangga saya, yang sungguh membersihkan rumah saya saat saya datang ke jogja dalam kondisi sakit. Bahkan, usai keluar dari rumah sakit, saya pun masih meminta bantuannya agar membersihkan rumah saya. Rumahnya hanya berjarak sekitar sepuluh meter dari rumah saya. Dulu rumahnya hanya sepetak. Tapi gempa justru membawa berkah buatnya. […]
Comments Off »
Read the rest
Saya sudah membiarkannya lebih dari seminggu sejak kedatangan saya ke Jogja. Tanaman tetean itu menggondrong. Pucuk daun yang muda menghijau kian matang dan menunjukkan kekokohannya sebagai tanaman pagar. Makin liar. Makin menggeliat dengan kasar. Dan saya belum juga memotongnya meski saya sudah punya pemotong tetean yang baru yang saya angkut dari Jakarta. Gunting pemotong ini […]
2 comments »
Read the rest
minggu ini, saya geleng-geleng kepala sendiri. ada begitu banyak sampah yang harus dilempar ke pembuangan sampah yang besar. botol air mineral. botol bir. dedaunan. wah. kloter pertama, sampah-sampah rumah dan dapur. kloter kedua, sampah kebon. saya jadi mengerti, mengapa ayah begitu bersemangat membuang sampah setiap hari dulu. dengan sepeda polygonnya. atau, sekadar berjalan kaki saja. […]
Comments Off »
Read the rest
dingin menggiggit. ah, jogja selalu begini, belakangan ini. musim panas selalu menyisakan dingin yang amat sangat. juga, sembribit alias berangin dingin. dan jaket merah tak juga mampu mengunci rasa atis. tetap saja, dingin. susupan angin ini yang buru-buru membikin saya ingin bersegera masuk ke dalam. menghangatkan tubuh dibawah selimut hangat. dan… klek. kunci berputar begitu […]
1 comment »
Read the rest